Aku diam tersipu mendengar kata-kata polosnya dan aku tidak tahu mengapa Allah Swt membuat kita bersuku-suku dan berbeda warna kulit, bahasa, dan juga warna serta bentuk rambut itulah karuniaNya yang maha agung.
"Aku disini tetap buat ketupat" paparku kepadanya sambil share opor ayam pagi ini
"Enaknya,,,aku ingin di jogja selamanya "jawabmu ringan
"Semakin..lama gemes juga sama kamu"
"Silahkan kaka"Â
Kata semua orang yang sudah belajar disini merasakan iklim yang ada di Jogja, tentang pembebasan diri dari rasa terkungkung dan rasa merdeka disini ada walaupun ada batas yang tidak boleh kita langgar.
"Apakah harus ekpresi kita harus dibungkam karena tidak sependapat dengan penguasa saat ini?" pertanyaan yang belum bisa aku jawabÂ
"Aku bukan seorang aparat yang bisa tertibkan semua ekspresi yang aneh dan nyebal dari berbagai tatanan yang ada saat ini"
"Ego, kaka egois.." jawab seu tidak percaya kala aku menjawab apa adanya
Ketika sebuah ekspresi dibubarkan oleh aparat pemerintah itu adalah karena kita melanggar norma yang ada"
"Ingat" katamu kala itu