Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tiket Surga

1 Februari 2023   11:52 Diperbarui: 1 Februari 2023   11:58 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang berlomba di tahun ini, konon ini tahun kelinci yang entah mengapa di percaya oleh sebagaian orang sebuah tahun keberuntungan yanga menurut ukuran penanggalan cina adalah tahun ini. semua orang berlomba untuk memenangkan hati dan  juga perasaan  serta rasa yang ada di dada.

Terasa aneh di hati di awal tahun  ini, entah mengapa orang berlomba untuk memenuhi kehidupannya adalah sebuah kisah nyata semua orang di negeri ini, konon masyaraktnya miskin namun tetap bahagia  di wajahnya banyak rasa syukur yang ada dan ini lah kalaimat bijak dan sederhana biar miskin tetap bahagia.

Arjuna tampakny gundah dari matanya Amarta sungguh kaya raya dan makmur kehidupannya namun survai badan  dari kerajaan membuktikan bahwa amarta di ujung bangkrut karena rakayatnya semua hampir miskin dan itu mendekati nyata yang absolut. 

"semua harus bisa di kendalikan atau rakyat sudah tidak percaya lagi kepada Amarta kelak " itu yang di dalam dadanya dan itu membuatnya gundah takut kepada pesan  romo Pandu  dulu untuk makmurkan rakytanya dan inilah realita sejaka reformasi jatuhnya sang pandau dewanata oleh rusuh reformasi dua puluh tahun yang lalu.  Persis di hadapannya para pepatih dan para juru tani dan menteri yang berhubungan langsung dengan data kemiskinan  Amarta.

"semua keadaan terkendali"

"namun data itu tetap buat aku tidak bisa tidur seminggu ini"

"tetep sare, tidur saja  mas arjun"

" ya namun aku saedikit gundah"

"di bawa enjoy saja" 

"walau harus korabankan rakyatku yang miskin itu?"

"tetap bahagi saja  mas Arjuna"

Suara jengkerik  malam ini semakin membuat sang Arjuna tidak bisa tidur nyenyak memikirkan rakyatnya  yang sungguh ternyata banyak yang miskin.

Karena data kemiskinan ini sungguh mengusik dan pertaruhan di negeri amarta karena ini berhubungan dengan kridebilitas untuk menarik investor dalam dan luar negri bila ketahuan rakyatnya miskin makan akan larilah para investor ini dan mereka tidak mau rugi invest di Amarta,

" ini data resmi"

"bisa jadi mas ini data di mainkan"

'lalu biarkan mereka miskin?"

"kita basmi mawon den mas "

"wong miskin di basmi itu apa?"

" membasmi kemiskinan seakar-akarnya mas"

"gila mereka itua butuh makan bukan  pencitraan"

"namun hanya berapa persen saja"

"aku tidak mau kata memberantas atau menguarangi"

"program dari desa tidak jalan mas"

" gila,,"

Lebih gila lagi nampaknya ini hanya sebagai proyek saja dan  tidak menyentuh dalam diri rakyat yang miskin karena ketidak mam-puan bekerja dan memenuhi kehidupan sehari-harinya juga karena sistem yan tidak berpihak kepada rakyat, lihat saja banyaka rakyat kecil yang harus di gurus par asatpol  PP dan kalahnya pasar traisional dengan toko-toko waralaba.

Tak lupa permainanpara pengusaha pupuk dan pasokan energi gas yang semakin membuat rakyat miskin lahi adalah beban mahalnyua harga BBM di negeri Amarta hari ini.

" aku  mau mendengar dari sarpras di Amarta ini"

"semua proyek pedestrian sudah bisa di kendalikan"

"termasuk menggusur PKL dan.."

"harus mas Arjun karena demi pedestrian kan?"

"lalu mereka di taruh dimana?"

"pasar lama yang sudah sepi itu.."

"edan kowe,,"

"lah bagaiamana demi indahnya kota amarta to ?"

Aku mau tahu harga pupuk dan baeras hari ini?"

"semua beres hanya.."'

"hanya?"

" banyak  lahan pertanian tergusur tol  den mas"

" ganti untung atau ganti sawah?'

"beres ganti untung.."

"dan lalu mereka nganggur?"

"demi PSN  kita harus korbankan mereka.."

"pantesan kita miskin...."

Arjuna hanya marah dan marah di hatinya ternyata akar kemiskinan itu juga dari kerajaan juga , banyak pejabatnya pada ngeles dan menolak Amerta di cap miskin walau keadaan ternyata benar adanya, ketika sang Arjuna menyamar jadi rakyat jelata di lihatnya banyak rakyatnya yang miskin tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Namun di lihtanya juga para pejabat yang kayaa raya dan pengusaha dan sedulur yang karya itu pada miskin hatinyaa.

#cerpen ini terinspirasi dari kata miskin tetap bahagia

Gerimis maliobro jadi saksi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun