semua masih alami
tidak ada yang dibuat-buat
senyum tulusÂ
semua bertanya tentang siapa kamu dan aku
ini tentang ketulusan hati
aku masih ingat masa kuliah dulu
senyum-senyum itu masih membekas di hatiku
sayang di ulu hati yang dalam
.....
Arjuna tahu angin perubahan itu nyata seperti mitos baru klinting yang konon aakn mengintari gunung merbabu  gunung yang mendampingi setia gunung merapi itu. Arjuna ingat cerita dari kakek neneknya yang dulu orang-orang trans ketika orde baru masih berkuasa.
"di jawa ada dua gunung yang  membuat semua orang akan terkenang" kata kakek dan nenek Arjuna
"gunung apa mbah?" tanya Arjuna kepada kakek dan neneknya.
"gunung merapi dan merbabu"
"yang ada di utara  Jogja dan di tengah antara Jawa tengah ini mbah?"
"bener"
"oh nggih.."
Cerita tentang ular yang mengintari gunung dan kisah menelan ndog jagat adalah sebuah cerita mitos yang ternyata terbukt sekarang di era orde milinea ini.
Naga yang membelit gunung merbabu dan merapi adalah sanepan Baru klinting yang membua mitos rawa pening menjadi nyata dan memang benar bahwa lingkungan  dan kehidupan alam sudah di cermati dengan sangat oleh kakek buyut kita dari dulu dan hingga sekarang.
" jadi baru klinting itu ?'
"kamu harus cerdas melihat keadaan saat ini Arjuna"
"cerdas pripun mbah?'
'Ojo gumunan  lan ojo kagetan, jangan terpana dan kaget karena perubahan di Jogja menjadi nyata  "
" saya bener-bener kaget dengan perubahan nyata di Jogja mbah"
Simbah Arjuna sang mbah Guru  yang semua orang menghormatinya karena menjadi guru pertama yang pernah mengajar waktu rintisan daerah transmigrasi di Sumatera sana.
Sebagai bagian dari generas Z Â Arjuna tahu hanya gatget yang bisa menjadikan solusi hidupnya dan ini sempat entah mengapa hilang percaya dirinya ketika hp dan laptopnya rusak dan tidak bisa memperbaikinya. Namun jiwa pantang menyerah yang pernah embah guru berikan padanya bisa memperbaki gatgetnya yang rusak itu sehingga entah mengapa kepercayaan dirinya semula kembali tumbuh.
Bisa komunikasi dengan kedua orang tuanya dan simbah tersayngnyalah yang membuat hidupny semakin berarti entah kenapa menyusuri jalan Malioboro ini tidak  bosan-bosan di lakukannya karena jalan ini penuh kenangan penuh cobaan juga penuh rasa yang tidak bisa ditulis rasanya.
"aku harusnya dari dulu sudah ke Jogja Jun " kata Gatot kepadanya
"aku haru Tot apalagi rumah simbah dulu juga harus di korbankan untuk sebuah bendungan yang ada di Jogja ini" jawabnya sendu
" ya semua harus aman adanya semua berubah karena tuntutan zaman"
" jogja memang sedang berubah untuk hidupkan lagi senyum dan juga rasa yang pernah hilang tergerus cuaca indahnya dan terbendung oleh motif bisnis dan ekonomi semat itulah yang akau takutkan saat ini Tot, walau ini adalah tuntutan zaman belaka"
"namun semu harus menerima bahwa banyak kota yang tidak pernah abadi karena kita manusia yang membuatnya bagus, nyata dan di tinggalan karena hilangnya motif ekonominya"
'namun semua berpaling kepada kita"
" lihatlah macetnya Jakarta sudah menjangkiti Jogja"
"dan tol sebentar lagi ...ada"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H