Kadang Kresna dan Lesmana heran daya tarik apa yang membuat gorengan yu min itu laku keras dan Arjuna selalu mborong gorengannya.Â
Lesmana heran
"Kamu tahu itu pakaiannya yang buat para jejaka laris"
"Tidak menurutku yang anget-anget itu "bantah Kresna.
Tiba-tiba Arjuna membuat status"bukan gincu atau molek yu min namun gorengannya anget pisan hmmm.."
Jogja di gerimis oktober ini menjadi kenangan sendiri betapa ada gorengan yang selalu ngangeni ciri khas gorengan ubu jalar, bakwan dan tahu serta tempe yu min itulah yang buat hangat tubuh sejenak kami.
Pernah gorengan menghilang dan berubah kecil-kecil ketika minyak goreng hilang dipasaran. Pernah juga gorengan mengkerut ketika harga gandum naik.
'Pejuang ya perjuangan gorengan "tawa kresna dan lesmana.
Memang butuh perjuangan karena harus antri itulah namanya untuk cari hangatnya gorengan yu min yang hanya buka sore sampai jelang maghrib.
"Kok tidak buka dari pagi yu ?" Tanya lesmana yang sok tahu.
"Tidak mas, wong nyambi momong " jawab yu min singkat.
"Oh ..begitu"
"Bunder mas O nya"
Ceplosan yu Min yang buat Kresna dan Lesmana malu karena semua tersenyum sore itu diantrian gorengan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H