"Saya menunggu kepastian Arjuna pak maaf" jawaban yang selalu di berikannya yang membuat semua orang tahu keteguhan hatinya yang dalam.
Pohon asem jawa dekat bangku itu menjadi saksi bisu. Semua tidak bisa ditutup-tutupinya.Â
Walau tahu semua hubungan medsos dengan sang Arjuna sudah hangus dan tidak berbekas namun menunggu kejujuran itulah yang diharapkannya.
Semua waktu seakan membatu Jogja adalah kenangan buat Ani. Lahir dan tumbuh dan berproses setia di tempat kelahiran.Â
Semua orang pernah penuh kenangan disini, belajar, kuliah dan bekerja serta pintasan tempat rekreasi yang buat semua terkenang akhirnya.
Perjumpaan Ani dan Arjuna ketika mereka bertemu di bangku kuliah.
"Semua orang bisa bicara cinta lupa derita dibelakangnya" tulisan di buku hariannya penuh coretan dan medsosnya penuh gambar kekinian yang penuh kenangan indah.
"Kita jadi pulang to?"
"Nanti mas"
"Sudah malam satangku"
"Nanti.."
"Sungguh hujan semakin deras"
"Biar jadi saksi"
"Aku cimta kepadamu mas"
"Ya"
Payung itu di bukanya dan jadi saksi kerinduan dan harapan itu menjadi nyata.
"Maaf mas Arjuna kamu bukan pilihan satu-satunya namun bangku Malioboro ini tetap aku kenang di gerimisnya hari ini"...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H