Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gerimis Malioboro

24 Oktober 2022   20:07 Diperbarui: 24 Oktober 2022   20:14 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Saya menunggu kepastian Arjuna pak maaf" jawaban yang selalu di berikannya yang membuat semua orang tahu keteguhan hatinya yang dalam.

Pohon asem jawa dekat bangku itu menjadi saksi bisu. Semua tidak bisa ditutup-tutupinya. 

Walau tahu semua hubungan medsos dengan sang Arjuna sudah hangus dan tidak berbekas namun menunggu kejujuran itulah yang diharapkannya.

Semua waktu seakan membatu Jogja adalah kenangan buat Ani. Lahir dan tumbuh dan berproses setia di tempat kelahiran. 

Semua orang pernah penuh kenangan disini, belajar, kuliah dan bekerja serta pintasan tempat rekreasi yang buat semua terkenang akhirnya.


Perjumpaan Ani dan Arjuna ketika mereka bertemu di bangku kuliah.
"Semua orang bisa bicara cinta lupa derita dibelakangnya" tulisan di buku hariannya penuh coretan dan medsosnya penuh gambar kekinian yang penuh kenangan indah.
"Kita jadi pulang to?"
"Nanti mas"
"Sudah malam satangku"
"Nanti.."
"Sungguh hujan semakin deras"
"Biar jadi saksi"
"Aku cimta kepadamu mas"
"Ya"
Payung itu di bukanya dan jadi saksi kerinduan dan harapan itu menjadi nyata.
"Maaf mas Arjuna kamu bukan pilihan satu-satunya namun bangku Malioboro ini tetap aku kenang di gerimisnya hari ini"...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun