Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Demi Waktu (10) Penjual Selongsong Ketupat dan Hari Rayanya

1 Mei 2022   13:54 Diperbarui: 1 Mei 2022   13:55 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demi waktu (10) Penjual selongsong ketupat dan hari rayanya

>>Selamat idul fitri, mohon maaf lahir dan batin<<

....

Ramadhan segera berakhir

Waktu serasa cepat berlalu

Aku merasa berat untuk kepergianmu

CintaMu

Terasa berat untuk dipatahkan 

Serasa tak mampu ku berkata-kata lagi

.....

Sepagi ini di gendongan tenggoknya para bakul mulau berdatangan di  searah pasar Kowen di desa Gancahan. Pasar desa yang menggeliat setiap paginya.

Kesibukan rutinitas yang tidak biasa hari ini seakan inilah pertanda ramadhan berakhir 30 april 2022 ini

Rutinitas itu para pedagang selongsong ketupat yang ada hanya satu tahun sekali pertanda bakdo atau lebaran sudah di depan mata masuk 1 syawal.

Ketupat lebaran

Sebuah perayaan hari raya idul fitri versi ajarsn kanjeng sunan Kalijaga yang maknanya sungguh dalam arti kata ngaKu lePat.

Artinya mengaku salah kepada sesama muslim (habluminannas ) dan berserah diri kepada Allah Swt (habluminallah) makna inti yang dalam yang masih dipelihara oleh sebagian masyarakat Jawa hingga kini.

Waktu tetap berpihak kepada tradisi ini maka ada istilah "bodo kupat" lebaran ketupat di beberapa tempat di pulau jawa seiring waktu tetap ada yang jaga tradisi ini.

Walau dari membuat sendiri dari janur (waktu halaman masih banyak tumbuh pohon kelapa sekarang beralih kepada membeli kepada para pembuat selongsong ketupat ini demi kepraktisan yang harganya sekitar seribu rupiah per selongsong dan duapuluh ribuan per lima belas sampai dua puluh selongsong.

Semakin modern mereka beli daripada buat karena pohon kelapa sudah mulai langka terutama di pinggir kota Jogja dan kabupaten di provinsi DIY ini.

Banyak pembuat selongsong tiban dua hari sebelum lebaran tiba dan ini membuat sensasi tersendiri " bisnis tahunan" basis keterampilan dan adat tradisi budaya yang mulai tergerus oleh "masa kekiniaan" yang telah menelannya mentah-mentah  tidak surut sampai generasi sekarang.

Sensasi opor dan ketupat

Opor dan ketupat seakan dua sejoli yang hanya tampil di kala lebaran ini walau banyak variasi makanan yang lain.

Waktu membuktikan makanan masa kecil ini tetap lezat dinikmati dengan sajian kekinian adalah nyata adanya.

Bukan masalah rasa tetapi sensasi ketupat lebaran ternyata juga menghidupkan perekonomian temporer dan membantu optimisme hidup para pembuat selongsong ketupat ini untuk membuat senyum bibir mereka saat jelang hari raya ini.

#sayyidj

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun