Sepagi ini di gendongan tenggoknya para bakul mulau berdatangan di  searah pasar Kowen di desa Gancahan. Pasar desa yang menggeliat setiap paginya.
Kesibukan rutinitas yang tidak biasa hari ini seakan inilah pertanda ramadhan berakhir 30 april 2022 ini
Rutinitas itu para pedagang selongsong ketupat yang ada hanya satu tahun sekali pertanda bakdo atau lebaran sudah di depan mata masuk 1 syawal.
Ketupat lebaran
Sebuah perayaan hari raya idul fitri versi ajarsn kanjeng sunan Kalijaga yang maknanya sungguh dalam arti kata ngaKu lePat.
Artinya mengaku salah kepada sesama muslim (habluminannas ) dan berserah diri kepada Allah Swt (habluminallah) makna inti yang dalam yang masih dipelihara oleh sebagian masyarakat Jawa hingga kini.
Waktu tetap berpihak kepada tradisi ini maka ada istilah "bodo kupat" lebaran ketupat di beberapa tempat di pulau jawa seiring waktu tetap ada yang jaga tradisi ini.
Walau dari membuat sendiri dari janur (waktu halaman masih banyak tumbuh pohon kelapa sekarang beralih kepada membeli kepada para pembuat selongsong ketupat ini demi kepraktisan yang harganya sekitar seribu rupiah per selongsong dan duapuluh ribuan per lima belas sampai dua puluh selongsong.
Semakin modern mereka beli daripada buat karena pohon kelapa sudah mulai langka terutama di pinggir kota Jogja dan kabupaten di provinsi DIY ini.
Banyak pembuat selongsong tiban dua hari sebelum lebaran tiba dan ini membuat sensasi tersendiri " bisnis tahunan" basis keterampilan dan adat tradisi budaya yang mulai tergerus oleh "masa kekiniaan" yang telah menelannya mentah-mentah  tidak surut sampai generasi sekarang.
Sensasi opor dan ketupat