Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Apel Ukraina

4 Maret 2022   20:32 Diperbarui: 4 Maret 2022   20:35 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apel Ukraina

Setiap pagi pada hari dan yang sama pria itu datang di toserba kecil di sudut kota wates itu. Satu tujuannya untuk membeli satu buah apel. Satu buah untuk dibelinya dengan harga yang terjangkau empat ribu lima ratus rupiah.

Selalu sang pria bermasker itu tidak pemilih hanya bolak balikan sedikit buah-buah alel yang ada di etalase itu dan lalu mengambilnya dengan menyodorkan pada sang pelayan toserba tersebut

Sungguh penjaga toko serba ada itu sudah maklum adanya dengan pria ini. Tahu kebiasaan pria setengah tua itu dan tahu apa yang dimintanya sepagi itu.

"Apel mba satu" kata pria itu

"Tanpa pembungkus plastik" jawab sang pelayan toko.

"Benar, ini lima ribu rupiah" lalu pria itu menyodorkan uang sedikit kumal kepada pelayan toko tersebut.

"Ada yang bisa saya bantu lagi pak?" Tanya sang pelayan itu dengan senyum manisnya.

"Matur suwun, terima kasih"kata pria itu sambil menerima uang kembalian dan satu buah apel yang dibelinya.

Toserba itu memang agak jauh dari pasar utama tetapi letaknya yang persis di belokan san hampir dekat dengan lampu traffic light seakan sebuah etalase sendiri untuk orang sekedar melirik dan membelinya.

"Tuh setiap hari dia datang"kata mas bagian gudang padanya. Pelayan swalayan itu hanya diam coba diingatnya siapa.

"Ini tentang apa ya mas?" Balik dia bertanya

"Pria bermasker hitam pembeli apel itu lho mbak...sepertinya  lupa?" Jawab sang mas

"Biasa beli apel, untuk istri atau kekasihnya aku tidak tahu"jawabnya polos.

Pria itu selalu datang pagi dan pada jam yang sama semua karyawan toserba itu maklum adanya. Namun buat gadis pelayan toko itu tidak biasa karena apa dan mengapa selalu hanya beli satu apel membuatnya ingin tahu.

Aneh sepagi ini ditunggu dan berharap bisa berbincang pria itu tidak muncul-muncul kegelisahannya itu diketahui oleh teman karyawan yang lain.

"Tidak datang to mba?"godanya

"Eh.hmm..siapa?" Coba ditutupi raut wajah yang  kecewa itu dengan sedikit tersenyum sementara tangan kirinya coba meraih Hp untuk hilangkan kegelisahannya.

"Besok mba.."deg ya bukan hari ini karena baru sadar setiap jumat tidak datang pria itu. 

Hp itu diletakannya  dan baru sadar banyak cctv di toserba itu untuk cari ciri khas pria itu.

"Rekaman ada mba itu hanya pemilik toko yang punya akses"kata mas disamping itu menerangkan padanya lagi.

Ketika pagi itu pada jam yang sama dan hari yang sama membeli apel itu coba dia bertanya pada pria misterius itu.

"Untuk istri atau kekasih pak?"

"Anak.."jawabnya lalu plas menghilang dengan sepeda motornya.

Pengunjung di belakangnya lalu bertanya pada pelayan toko itu.

"Beli apa mba dia?"

"Maaf bu bapak tadi?"

"Apel bu"

"Satu?"

",ya , nggih bu"

"Apel to mba?"

"Ya bagaimana ibu tahu?"

"Saya dulu tetangganya, dia orang kaya mba ..sayang.."

"Sayang anak satu-satunya meninggal bersama istrinya"

"Kenapa bu?"

"Kena covid 19"

"Maaf sungguh menyedihkan...bu"

"Dia beli apel untuk ukraina...anak tercintanya sebab ...sang putri..."

"Sebab apa?" 

"Putrinya mirip..njenengan mba"

"Mirip saya?"

"Ya."

Tertegun dengarnya sampai  wanita itu hilang dari pandangan matanya.

#sayyid j

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun