Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Isyu SARA, Momentum Nasional PON Upaya Natalius Pigai "Perjuangkan" Nasib Papua

6 Oktober 2021   13:07 Diperbarui: 6 Oktober 2021   13:25 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isyu Sara, Momentum Nasional PON upaya Natalius pigai "perjuangkan" nasib Papua.

Sayyid jumianto

Sungguh Twiter dari NP sangat berbau rasis adanya adalah benar adanya sehingga suatu ormas melaporkan "rasisme" ini ke ranah hukum.

 Seakan waktu tidak berhenti disini mantan komisioner HAM sungguh ngampyak-ngampyak mau melaporkan beberapa tokoh nasional karena semua bertindak rasisme terhadap dirinya dan rakyat papua (harta di keruk dan dibunuh penduduknya)point inilah yang ternyata untuk menyerang presiden J dan gubernur Jateng GP sungguh inilah sebab mis apa kita sudah tahu sendiri.

 Keadaan yang terjadi dan sedang berlangsung di Papua  juga mempengaruhi polo pikir dan hati sang mantan komisioner HAM. 

Kiranya tidak arif karena ada sejumlah tokoh nasional yang mau di laporkannya salah satunya  bu mensos R dan Gubernur DIY Sri  Sultan HB X. 

Karena ini menyinggung gubernur Jogja saya berupaya cari tahu tentang "balas dendam" ,yang salah kedaden ini.

 Bila isyu SARA yang di gembar gemborkan NP sebagai orang yang melek hukum untuk ini perlu kita waspadai benar adanya.

Mengapa dulu NP tidak angkat isyu HAM untuk perjuangan rakyat Papua?

Itu pertanyaan saya ketika saya tahu sepak terjang para oknum mahasiswa Papua yang pernah berupaya untuk menjadikan Jogja jadi home base  Gerakan papua merdeka (sekarang gerakan ini pindah di kota S jateng) mereka akhirnya ambyar juga karena oknum-oknum sparatis ini ternyata  begitu tingkahnya, pernah makan dan minum tidak bayar dan pernah resahkan Jogja maka maklum adanya bila ",gerakan sparatis  oknum mahasiswa P' di Jogja ini dihentikan oleh pihak berwajib dan okeh masyarakat umum "sehingga bisa diusir" (pernah ada lho asrama mereka di jalan Kusuma negara Jogja di grudug oleh berbagai elemen massa dijogja sehingga harus dievakuasi polisi) tentramlah kini kota kami.

Njebluge kasus rasis ini ketika ada peristiwav di Jawa timur pernah goncang papua. 

Inilah indikasi sekarang isyu SARA di jadikan untuk kepentingan politik NP untuk pengaruhi pendapat umum sebagai viktim abuse (korban rasisme )untuk golkan cita-cita terdalamnya dan sungguh momentum PON inilah yang mereka gunakan untuk serang pejabat negeri ini.

Sungguh ada apa dan motiv apa gunakan isyu Rasisme ini sepertinya untuk "perjuangkan papua" bebas dari NKRI itulah bisa jadi analisa saya ini sumir tetapi lihatlah tokoh lapangan (yang angkat senjata) bisa diduga ada hubungannya tidak "serasa senasib sepenanggungankah?" 

 Itu analisa negatif saya melihat momentum PON yang ternyata juga digunakan KKB di Papua untuk unjuk gigi demi ideologi mereka yang halaljan segala cara.

Ngono yo ngono ning ojo ngono, tidak elok kalau isyu SARA untuk raih kepentingan politik tertentu sehingga bisa korbankan sendi kebhinekaan kita sekali lagi tidak elok dan tidak etis karena sepertinya ini goalnya adalah pelanggaran HAM dan inilah yang diharapkan dunia internasional akan memandang ke NKRI dan Papua lepas dari NKRI. 

Sekali lagi tetap waspada terhadap semua isyu ini serahkan pada yang berwajib dan hukum biar bicara apa adanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun