Mengapa dulu NP tidak angkat isyu HAM untuk perjuangan rakyat Papua?
Itu pertanyaan saya ketika saya tahu sepak terjang para oknum mahasiswa Papua yang pernah berupaya untuk menjadikan Jogja jadi home base  Gerakan papua merdeka (sekarang gerakan ini pindah di kota S jateng) mereka akhirnya ambyar juga karena oknum-oknum sparatis ini ternyata  begitu tingkahnya, pernah makan dan minum tidak bayar dan pernah resahkan Jogja maka maklum adanya bila ",gerakan sparatis  oknum mahasiswa P' di Jogja ini dihentikan oleh pihak berwajib dan okeh masyarakat umum "sehingga bisa diusir" (pernah ada lho asrama mereka di jalan Kusuma negara Jogja di grudug oleh berbagai elemen massa dijogja sehingga harus dievakuasi polisi) tentramlah kini kota kami.
Njebluge kasus rasis ini ketika ada peristiwav di Jawa timur pernah goncang papua.Â
Inilah indikasi sekarang isyu SARA di jadikan untuk kepentingan politik NP untuk pengaruhi pendapat umum sebagai viktim abuse (korban rasisme )untuk golkan cita-cita terdalamnya dan sungguh momentum PON inilah yang mereka gunakan untuk serang pejabat negeri ini.
Sungguh ada apa dan motiv apa gunakan isyu Rasisme ini sepertinya untuk "perjuangkan papua" bebas dari NKRI itulah bisa jadi analisa saya ini sumir tetapi lihatlah tokoh lapangan (yang angkat senjata) bisa diduga ada hubungannya tidak "serasa senasib sepenanggungankah?"Â
 Itu analisa negatif saya melihat momentum PON yang ternyata juga digunakan KKB di Papua untuk unjuk gigi demi ideologi mereka yang halaljan segala cara.
Ngono yo ngono ning ojo ngono, tidak elok kalau isyu SARA untuk raih kepentingan politik tertentu sehingga bisa korbankan sendi kebhinekaan kita sekali lagi tidak elok dan tidak etis karena sepertinya ini goalnya adalah pelanggaran HAM dan inilah yang diharapkan dunia internasional akan memandang ke NKRI dan Papua lepas dari NKRI.Â
Sekali lagi tetap waspada terhadap semua isyu ini serahkan pada yang berwajib dan hukum biar bicara apa adanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H