Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Endemi #Endgame 2022

1 Oktober 2021   20:33 Diperbarui: 1 Oktober 2021   20:36 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Endemi #End game 2022

Sayyid jumianto

Sungguh pernyataan presiden J untuk kita siap memasuki endemi setelah masa pandemi covid ini nyatanya. 

Saya jadi inget mural yang di blok dan dihapus karena ada gambar beliau dan tulisan 404 not fount, serta sebagaian protes lewat instagram presiden J end game.

Sungguh sesuatu itu bisa kita temukan hikmahnya kenapa saya settakan angka 2022 karena saya semakin optimis pandemi ini berakhir sejalan dengan mundurnya dan ganti gaya pemerintahan saat ini yang mendekati ala ORBA adalah benar adanya dan inilah sedikit kekhawatiran saya di bawah kata optimisme yang sebagaian bisa melenakan kita.

Karena tetangga negeri S yang sok usil dengan senang nyimpan koruptor disana serta negeri M juga masih berjuang untul hadapi pandemi ini.

Kita tidak boleh lengah dan besar kepala ini karena doa dan kerja keras kita semua dan kesadaran kita untuk taati prokes dan juga kedadaran diri kita untuk lepas dari wabah dan musibah ini. 

Sungguh nuansa kebebasan itu seakan terbuka lagi, lihatlah wastafel-wasrafel dan tempat cuci tangan serta botol-botol handsaniter serta masker-masker mulai ditinggalkan.

 Semua kebebasan itu muncul dan kesepi-sepian itu sekarang mulai diramai-ramaikan lagi, kemanyunan itu mulai tertutupi oleh senyum, dan nafas yang tersengal sengal itu mulai lega lagi bagai ketemu surga lagi.

Lorong-lorong masjid mulai penuh jamaahnya, pintu-pintu gereja mulai dibuka, walau didahului oleh mall dan pasar tradisionalnya, harap maklum ekonomi di utamakan dari pada aspek liyane seperti sekolahan itu sedang berlangsung sekarang.

"Kebebasan" itu

Sungguh endemi tidak serta merta kita lepas dari pandemi covid 19 ini. Endemi adalah sebuah keadaan yang harus kita hadapi bertahun-tahun yang akan datang dan virus Covid ini tidak dan belum musnah adalah nyata. 

Inilah mengapa kita harus bisa hudup berdampingan dengan virus ini selama virus ini belum musnah dimuka bumi ini!ngeri dan bisa buat kita ngelu!

Waktu bisa membuktikan tinggal tiga bulan tahun ini berakhir nanti kita songsong tahun 2022 yang lebih optimis, sehat dan patuhi prokes dengan lebih tertib serta ikut vaksinasi.

Namun sedikit kebebasan ini masih membuat lunturnya kepatuhan bermasker dan cuci tangan benar adanya itulah yang bisa buat khawatir kita, masih gelapkah tahun 2022 kelak ? Kitalah yang akan jalani dan alami

Karena bisa jadi kelak botol-botol handsaniter, wastafel, dan masker tinggal kenangan karena kita tinggalkan dengan sengaja. 

Lalu lihatlah kuburan-kuburan korban covid 19 bukan menambah kita waspada dan hanya "pengingat" tanpa kita sadar diri betapa pandemi corona ini sungguh buat kita sedih dan terlena benar adanya.

Lupakah kita saudara dan tetangga kita yang meninggalkan kita karena wabah ini Renungkan.

Sebab Endemi bukan akhir dari pandemi covid 19 ini dan semoga bukan end game untuk 2022 kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun