Jejak Bapak, 1965 :Anak-anak Zaman (07)
Sayyid Jumianto
Waktu berbicara tarik menarik ideologi tak terhindarkan. Itulah yang dinamakan perang ideologi yang memperoleh angin segar dari ide Nasakom ya sang bung besar.Â
Angin segar yang sedikit banyak membuat ideologi kiri semakin menjadi-jadi dan ditambah keadaan ekonomi yang sulit akhirnya membuat pemerintahan dan segi kehidupan terpengaruh lamgsung.Â
Bapak sudah menangkap gejala-gejala ini dan selalu ingatkan akan ada " sesuatu yang buruk" entah kapan itu terjadi.
Bapak tahu karena pamflet-pamflet itu beredar provokasi itu ada karena persaingan diantara Nasionalis, Agama dan Komunis sungguh memicu sampai akar rumput.
Apakah kamu tahu perbenturan ideologi ini sebenarnya sudah bisa ditebak karena banyaknya organisasi politik yang tidak menetapkan satu azas saja kala itu.
Perbenturan ideologi dan persaingan antar partai berubah fitnah dan  membuahkan hasilnya dengan dibubarkannya beberapa partai yang "tidak sejalan" dengan pemerintah saat itu, di bekukan, dibubarkan serta dilarang karena dianggap makar.
Kedekatan partai kiri ini kepada pemerintah seakan sebuah tantangan (blok timur) ketika  itu RRC dan Uni soviet  sangat terasa pengaruhnya disini karena sedang perang dingin dengan Amerika (blok barat).
Imbas ini ternyata juga berimplikasi dengan rentetan kejadian seperti yang bapak khawatirkan pada kami "yen ana opo-opo rasah melu lan kagetan ugo gumunan"
Rasanya masih serasa bapak bercerita didepan mata kami selalu ku renungkan ucapan bapak kala itu hingga sekarang apa adanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H