Child Free, di Jepang sudah biasa tuh!
Sayyid jumianto
Pasangan muda di Jepang ternyata mereka memilih menunda, bahkan tidak punya momongan karena mereka punya alasan sendiri.Â
Sehingga populasi orang tia dan lanjut usia semakin banyak. Alasan pasangan muda untuk tidak mempunyai anak dan ada yang menunda adalah karena kareir dan pekerjaan.Â
Bahkan ada program yang pemerintah Jepang untuk stimulasisasi atau membiayai gratis pasangan muda yang mau punya anak hingga persalinannya tetapi program  ini ternyata tetap tidak menarik generasi mudanya.
Faktor ekonomi dan kehidupan sosial dan seksual yang ingin serba bebas dan permisif ternyata bisa berpengaruh juga terhadap faktor Demografif (perimbangan pertumbuhan populasi kelahiran, kematian dan kelahiran serta orang tua).
Alasan produktif, pekerjaan yang menuntut mereka untuk singel atau bila sudah menikah tidak mau repot dengan kehadiran anak-anak mereka.
Kita bisa belajar
Belajar dari Jepang memamg gejala ini karena faktor ekonomi dan sosial tampaknya generasi medio 90an sampai awal 2000an sudah terjangkiti ala model ini.Â
Memilih karier dan menjomblo bisa jadi ini yang ada dikota-kota besar di Negeri ini.
Dampaknya
Bisa kita lihat nanti sepuluh duapuluh tahun lagi lihatlah peribangan demografi kelahiran dan kematian atau penduduk tua dan warga baru anak-anak dan remaja.
 Namun punya anak dan tidak punya anak adalah pilihan pasangan masing-masing.
 Namun di ini semua mertua dan orang tua selalu bukan bertanya rumahnya berapa, mobil berapa tetapi sudah punya cucu atau buyut berapa?
Ingat itu dan masyarakat sosial kita tetap utamakan generasi penerus kelak dan bagaimana kita bersikap itu jelas keputusan kita yang terbaik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H