Walaupun tanpa kita sadari conten siaran di radio-radio masih gunakan bahasa jawa dalam pengantarnya  dan masih eksisnya acara Anfkringan di tvri jogja, Wedang ronde di Adi tv, dan juga leyeh-leyeh di RBTV/Kompas tv nampak salah satu contoh pemakaian bahasa jawa dan juga di conten berita nasional yang berbahasa jawa di SCTV daerah Yogyakarta serta di Golbal tv jg di Indosiar tampaknya inilah ujung  puncak eksistensi perwujudan media massa bahasa jawa akhir-akhir ini.
Sebuah buletin berbahasa jawa, lomba novel jawa, gegiritan dan cerkak sebagai upaya pembendungan kepunahan media massa berbahasa jawa. Walaupun tanpa kita sadari conten siaran di radio-radio masih gunakan bahasa jawa dalam pengantarnya  dan masih eksisnya acara Anfkringan di tvri jogja, Wedang ronde di Adi tv, dan juga leyeh-leyeh di RBTV/Kompas tv nampak salah satu contoh pemakaian bahasa jawa dan juga di conten berita nasional yang berbahasa jawa di SCTV daerah Yogyakarta serta di Golbal tv juga di Indosiar tampaknya inilah ujung  puncak eksistensi perwujudan media massa bahasa jawa akhir-akhir ini.
Walaupun hanya sekedar suplemen di harian KR jogja dan Harian jogja atau Suara merdeka semarang inilah perjuangan media massa berbahasa jawa akhirnya bisa mencapai misinya bahwa media dan bahasa jawa belum sepenuhnya punah di gerus zaman milinea, tiktok dan media sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H