Negeri ini penuh mayoritas muslim tetapi kemenangan  untuk menang secara batinpun tidak bisa seratus persen karena masih banyak yang takut untuk mengepreksikan diri di bulan ramadan kali ini karena wabah pandemi yang mengancam kita.
Umat muslim di sini juga belum menang secara sepenuhnya secara ekonomi, budaya dan politik walau secara ekonomi banyak yang kaya dan jumlah zakat meningkat dari tahun ke tahun tetapi mayoritas umat muslim di negeri ini adalah umat yang miskin.
Bukan masalah malas, tetapi semua asset dan  juga pemikiran sudah terbeli oleh mereka yang dekat dengan pemerintah saat ini, inilah yang sekali lagi kemenangan yang tertunda karena masih banyak saudara-saudara kita yang miskin dan juga semakin terpuruk dengan adanya pandemi virus corona yang belum usai ini.
Wabah ini seakan membuat kemenangan idul fitri ini tiada arti karena dampaknya terasa bagi umat muslim karena penyekatan dan larangan untuk beribadah masih di jalankan oleh pengausa saat ini maka kemenangan yang bagaimana yang harusnya membuat kita sebagai umat muslim adalah lihatlah pada diri kita sendiri.Â
Kemenangan hati lebih utama untuk lebih baik kedepannya lebih baik untuk menjaga kesehatan dan juga pola hidup yang menyesuaikan zaman dan ikuti protokol kesehatan dan juga peduli pada sesama muslim di negeri ini adalah kemenagan sejati yang sebenarnya.
Kemenangan melawan hawa nafsu di diri kita dan tetap pada aturan yang berlaku adalah kemenangan kita yang sesungguhnya untuuk peduli dan patuh serta mampu menjalan prokes dengan baik muali dari kita sendiri dulu.
#selamat idulfitri
#mohon maaf lahir batin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H