"maaf saudara-saudara kami bukan dari arab  kami dari satgas kepolisian dan komisi pemberantasan korupsi ingin menyakasikan bukti nyata"
"dari kepolisian?" semua  orang bertanya dan saling melihat
"ini kalian tahu kan saudara-saudara?" polisi itu menunjukkan foto sang habieb yang bersorban dan sungguh membuat kami terhenyak
"dia penipu, maaf semua orang di tipu dengan simbol sorban dikepalanya" kata sang polisi yang entah mengapa membuat kami geram melihatnya.
Sungguh sedih adalah bapak tua dan bapakku sendiri yang merelakan sebidang tanah kami untuk di buatkan sebuah pondok akhirnya hilang tak berbekas
"jadi tanah di utara desa itu kami sita untuk jadi bukti bahwa sang habieb palsu ini seorang penipu ulung yang kerjanya menipu sana sini dan membobol bank sana-sini demi kerakusannya  dan kehidupan foya-foya yang di jalankannya"
Sepertinya mendung hujan petir sore tadi mengisyaratkan pada kami bahwa semua harus diterima adanya tentang nasib, kepercayaan dan kepercayaan yang ternyata disalah gunakan oeleh habieb palsu ini.
--------
sorban sang habieb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H