Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tragedi

14 November 2018   22:10 Diperbarui: 14 November 2018   22:39 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atau lambat

 

Kita akan kembali padaNya

Sekali lagi Ning membaca puisi di Hpnya yang dikirimkan oleh sang kekasih hatinya, nampaknya inilah pertanda di akan"pergi jauh" dan ini menjdai nyata sekarang kehilanganlah yang membuatnya bersdih malam ini.

"aku tidak bisa mengatakan betapa kehilangan adalah sebuah tragedi kehidupan yang ada aku tidak bisa berkata apapun mba" jelasnya pada mba

"tetapi matahari akan selalu terbit di timur dik itulah kuasaNya dan kita jalani takdir ini didunia dengan lapang dada ya dik" bujuk mba disebelahnya.

Semua diam dan hujan di Yogya ini seakan menandakan jangan bersedih dan larut dalam kedukaan bahwa hujan juga merasakan maka basuhlah dengan airku ini semoga hatimu tenang.

#tragedi14112018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun