Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Peta Politik Islam yang Terbelah, Belajar dari Yenny Wahid

27 September 2018   22:52 Diperbarui: 28 September 2018   08:46 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(megapolitan.kompas.com)

Mengapa diperebutkan pengaruhnya adalah adanya jumlah besar yang ada di negeri ini baik ormas,parpol maupun jumlah orangnya adalah sexy untuk di perebutkan partai nasionalis dan non islam adalah kenyataan yang ada

Bagaimana nasib orang islam dan partainya setelah pemilu adalah benar adanya di tinggalkan kelak lihat saja besok dalam pemilu 2019 dan kenyataan yang lalu benar adanya dan inilah mengapa partai dan orang islam diperebutkan partai non agama dan nasionalis karena kita tidak percaya diri untuk memilih dan berpartai islam adlah juga kenyataan yang ada.

Kembali kepada judul artikel ini sungguh sayang partai politi berbasis islam ternyata terbelah  besar dan tidak bisa mengajukan calon dari kalangan sendiri karena tidak melampaui ambang batas pencalonan yang 20 % tersebut.

Keterbelahan semakin nyata karena ada yang mendukung terang-terangan petahana dan juga mendukung penantang adalah nyata kembali lagi persoalan kita ada pada diri sendiri tidak percaya dirinya partai islam di negeri ini adalah juga nyata.

Kesimpulan dan anjuran

Partai islam harus  bersatu untuk meraih lebih dari 20% suara pemilu 2019 kelak baik yang mendukung petahana dan  mendukung penantang adalah wajib karena kedepanya sebenarnya partai islam harus bisa menjadi penyeimbang antara partai nasionalis dan non nasionalis , petahana dan penantang dan kelak bisa mengajukan sendiri capres dan cawapresnya di tahun 2024 adalah harus.

Karena sekarang "memanfaatkan" massa islam oleh kubu nasionalis adalah nyata dan inilah kelelmahan kita menjelang 2019 kelak karena terbelah dan kurang percaya dirilah yang menyebabkan kita cenderung memilih"garis aman"

#2792018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun