Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hujan Seminggu Itu 17

3 Maret 2018   19:39 Diperbarui: 3 Maret 2018   19:56 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan seminggu itu 17

Aku pernah jatuh cinta sepenuhnya padamu Nda ini tentang cinta kau dan rasa yang tidak mungki akuungkapkan lewat ucapan dan kata yang aku lukiskan dlam tuts-tuts laptop ini tetapi apa daya akuharus ungkapakan demi aku dan rasa hati yang terus bertanya tentang penolakanmu kala itu dan aku ingin waktu kembali untuk kita bercinta.

Lap angan itukembali nyata untuk meraihmu bukan aku menggunakan kesempatan  kala musibah ini Nda aku bukan pecundang mengharapkan kecelakaan dan jatuh seseorang aku profesional dengan cinta ini.

"profesional dengan cintamu mas?" tanyamu agak geli padaku

'karena malam akan berganti pagi aku optimis nda" jawabku lemah

"namun aku tidak bisa mengukur dalam hatimu mas" jawabnya basa-basi lagi aku tahu

Aku harus mengakui bahwa semua ini sudah ada waktunya mengakui takdir bahwa aku dan kamu seharusnya tidak bersatu kembali ini tentang cerita nyata aku dan kamu Nda.

Waktu menentukan benar adanya inilah sebenarnya yangaku harus tulis untukmu untuk sekilas cinta kita di antara fat morgana hidup dan kenyataan ini.

Waktu

Seakan menjadikan kita lupa

Sudah sekitar delapan tahun

Sungguh menyiksa hati

Membuat dendam cintaku padamu

Searah jarum

Searah matahari pergi

Searah langit berbingkai biru

Aku dan kenyataan

Kamu cinta abadiku

332018bukanpuisicintalagi

"apakah harus mas ke Jogja lagi, hanya untuk meneui bekas cintamu ini mas?" tanyamu sendu kembali

"salah satunya untuk mengarungi cintamu lagi" jawabku

"aku bukan lautan yang entah mengapa tidak mau lagi kapal cintamu berlayar dan berlabh lagi mas karena sudah bocor kala itu dan aku takut tenggelam bersamamu lagi" jawaban puitis yang tidak aku sangka dan duga.

"kapalnya sudah diperbaiki dan tidak bocor cinta ini sayang" jawabku sambil merayunya

'masih saja gombalanitu mas ucapakan padaku" kami semua tertawa riang

Bukan karena cinta saja aku rindu bahagia itu bersama cerita cinta kita yang abadi dan entah mengapa seperti roda ada diatas dan kebawah..cokromanggilingan.

"masih percaya pada waktu mas bicara tentang kalla, bathara kallla, sang kala, cokromanggilaingan dan.." dia menyebut sang waktu aku kaget juga

"masih aku percaya manusia ada dalam perjalanan waktuNya" jawabku

"lalu aku dan mas tidak menyadarinya bahwa kita terhempas dan tertikung oleh sang waktu itu juga" jawabannya membuatku mengangguk kecil

332018yogyadalammendung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun