Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Tantangan Menulis Novel 100 hari], Buku Biru 51

7 Mei 2016   20:15 Diperbarui: 7 Mei 2016   20:24 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

CERITA YANG KEMARIN ;http://fiksiana.kompasiana.com/alsayidjumianto/tantangan-menulis-novel-100-hari-buku-biru-50_572c961f08b0bd760911aaf7

#‎TantanganMenulisNovel100Hari

ALSAYIDJA.PAINT

Tentang janji surga (4)

Seseorang yang pernah dalam hati yang dalam bolehkah sekedar dirindukan atau tidak terserah pada diri kita, karena manusia tempat  mahluk yang mudah lupa akan kenangan masa lalu dan kalau kenangan itu muncul lagi apakah harus kita hapus sekalaian dari memori kita yang dalam walau kadang kenangan hidup itu benar-benar tidak bisa di lupakan dalam hidup ini. Aku sadari kadang kita harus selalu bersyukur atas kehidupan yang ada  dan aku sadar itu

“mama tante Yuanita” seru Dinda anak pertamaku

“sama  om” tambah Dion, sambil menenteng tas palastik putih

“apa Dion?”

“es kriim mama”

“wah dapat oleh-oleh ya?”

“assalamu’alaikum” kudengar lembut Yuanita msuk rumahku dan aku bergegas masuk ruang tamu dan menyalaminya

“walaikumsallam, Ayo Yun masuk langsung ke dapur ya?”

“oh ya aku mau …perkenalkan mas yang di foto tadi”

Aku tergeragap silap dan debar jantung seakan berdebar keras dan aku tahu siapa mas itu, aku hanya diam.

“bagaimana Biru?”

“oh ya,mari silahkan masuk “

Yuanita menghampiri seorang lelaki yang duduk di kursi teras rumahku dan emmpersilahkan masuk keruang tamu, dia tampak tergeragap melihat foto di ruang tamu, dia tahu!

“mas ganteng ini mba Biru”

Deg jantung terasa berhenti

“Mas…Aku terpekik dan tak bisa  bicara

“Biru”

“Sayyid”

aku hanya diam tangan ini tergetar sangat seperti waktu kami berjumpa dulu di ospek  kampus kami, dank u baru melepasnya setelah Yuanita mengingtakanku

“eh kok lama salamannya?”

“eh maaf Yun ini mas pengarang itu ya?”

“ya, Biru”

“ya “ jawab Yuanita padaku, sementara didepanku lelaki yang dulu yang pernah  mengisi hatiku hanya duduk diam memperhatikanku dan seakan ingin berkata sesuatu padaku.

Hati lelaki itu gelisah dan tidak bisa disembuyikan karena matanya ingin sekali mengatakan mengapa cinta itu tidak tersampaikan dengan cepat dan mengapa kamu  memilih cinta yang lain, lelaki itu nampak sekali gelisahnya dan tidak enak melihat mantan kekasihnya dulu berjumpa lagi secara tidak sengaja hari ini di libur bulan mei yang membuat hatinya gundah gulana.

“memang mas dan mba sudah kenal?” tanya Yun pada kami tiba-tiba

“kami teman kuliah dulu” hampir bersamaan kami   menjawab dan inilah yang entah sengaja atau tidak mengejutkan Yuanita

“jadi?”

“ya kami teman kuliah dulu “ kata mas Sayyid jujur, deg rasanya hatiku

“benar Yun, teman kuliah dulu” jawabku singkat

“wah kebetulan ini, kami juga suka buku mas”

Yuanita memang seorang teman yang mudah bergaul dengan siapa saja pertemauan kami akhirnya dibuatnya mencair dan rilek olehnya dan akhirnya pertemuan yang agak kaku itu akhirnya cair juga, kami tertawa lepas, sama-sama suka novel mas adalah kebetulan yang tidak di sangka-sangka.  Aku tidak bohong inilah pertemuan yang membuat hatiku berbinar dan jantungku sedikit berdegub keras dibuatnya, walau kadang badanku berkata tidak namun perasaan dalam hatiku ini tidak bisa tutupi, aku masih melihat sisa masa mudanya yang membuat wanita masih bisa tergila-gila padanya, aku tahu, kalau bisa mesin waktu ini aku putar kembali rasanya aku hanya memilih kamu mas dulu.  Yun apakah kamu tahu dialah orangnya yang aku ceritak itu mengpa kamu tidak tahu ti gelisah hati ini masih kadang merindukan masa-masa indah itu tetapi aku sadari itu sudah tidak mungkin di kembalikan waktu indah  bersamamu dulu.

BUKU BIRU

ALMURU'AH SAYYID JUMI ANTO

NO.62

JUMLAH KATA 509 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun