aku hanya diam tangan ini tergetar sangat seperti waktu kami berjumpa dulu di ospek kampus kami, dank u baru melepasnya setelah Yuanita mengingtakanku
“eh kok lama salamannya?”
“eh maaf Yun ini mas pengarang itu ya?”
“ya, Biru”
“ya “ jawab Yuanita padaku, sementara didepanku lelaki yang dulu yang pernah mengisi hatiku hanya duduk diam memperhatikanku dan seakan ingin berkata sesuatu padaku.
Hati lelaki itu gelisah dan tidak bisa disembuyikan karena matanya ingin sekali mengatakan mengapa cinta itu tidak tersampaikan dengan cepat dan mengapa kamu memilih cinta yang lain, lelaki itu nampak sekali gelisahnya dan tidak enak melihat mantan kekasihnya dulu berjumpa lagi secara tidak sengaja hari ini di libur bulan mei yang membuat hatinya gundah gulana.
“memang mas dan mba sudah kenal?” tanya Yun pada kami tiba-tiba
“kami teman kuliah dulu” hampir bersamaan kami menjawab dan inilah yang entah sengaja atau tidak mengejutkan Yuanita
“jadi?”
“ya kami teman kuliah dulu “ kata mas Sayyid jujur, deg rasanya hatiku
“benar Yun, teman kuliah dulu” jawabku singkat