Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Buku Biru 46 [Tantangan Menulis Novel 100 Hari]

30 April 2016   15:07 Diperbarui: 30 April 2016   15:14 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

http://fiksiana.kompasiana.com/alsayidjumianto/buku-biru-46-tantangan-menulis-novel-100-hari_5724603ed993736a0773997f

#‎TantanganMenulisNovel100Hari

Cinta (4) : Tidak harus memiliki

Tentang perasaan yang terkadang membuat hati ini bimbang dan resah, krena sudah memutuskan sesuatu yang kuanggap paling penting dan seumur hidup baru kurasakan sebab dan akibatnya.

Tentang hati yang mendua tentang rasa yang pernah ada dan hilang di telan waktu, apakah perasaan ini pernah ada yang  dalam , aku kanmelupakan saat ini dan entah berapa lama, mas Harun, seakan membukakan mata hati ini bahwa semua cobaan dan kehidupan di dunia  ini fana dan kembali keabadianya Kelak benar adanya.

Sendiri dalam sepi

percaya                                                                                                                                           

tetap ada teman

yang merindu

yang percaya

kamu tentu harus tahu

betapa harapan harus

disambut dengan hangat

 penuh cinta yang lara

dan asa

yang terbaik

kan kutempuhi dalam

hati yang penuh

harap

april2016 aku masih di jogja

Dada terasa sempit dan ini membuatku sadar bahwa semua harus dikembalikan. Semua  akan kembali kepadaNya kelak, aku sadari benar itu, dan bila mas Harun sudah mendahului kembal aku hanya pasrah ini kehendak illahi, aku tahu aka ada kelak hidup yang lebih bahagi, aku optimis menjalaninya.

Mas Ganteng kembali,aku memng tidak mengharapkannya dengan sangat karena aku tahu sakit  hatimu semakin dalam karena hatiku memilih yang lain, aku tahu mas ganteng, aku tidak akan berharap dibukakan hatimu untukku ini.

Malu alasan utamaku dan tetapi tetap mau bila dan bila ada alasan yang membuatku menjadikan aku mau memang sulit dan serba tidak enak hati di buatnya.

Entah bila hati ini berbelok arah dan berpaling ke arahnya lagi apakah arti yang sebenarnya cinta, seakan tidak abadi karena waktu yang  membuat berubah ke pada kini dan buka masa yang lalu.

realistis, ya hidupku sudah kembali baru yang sebenarnya karena aku tahu betapa menjadi ibu dan kepala rumah tangga memang berat di hati dan fisik saja, tetapi tatapan mata sekeliling seakan menaruh mata menembus hati, cangtik dan prasangka bisa godain lelaki kami, alasan mereka dalam hati mereka aku tahu!

Prasangka yang ada aku seakan tidak peduli walau aku baru kembali ke desa lagi saja, kembali dalam kenangan lama dansahabat lama yang selalu emmbantu dalam kesusahan dan ikut senang bila kami senang juga.

“apakah kamu tidaktakut sendirian?’

“tidak”

“dalam sepi malam yang mengguncang hati”

“dan nafsu yang membara “

“kamu tahu kan rasanya sepi?”

“tahu diam dan tanpa yang menemani kadang ada yang iri”

“status yang membebaskan hatimu kan?”

“dan membebaskan penuh..”

“tentang apa?”

“pengorbanan dan pengembalian harkat dan percaya diri”

“kembalikan ketempatanya”

“di atas nirvana  yang setiap mahluk ingin menjejaknya danmencapainya”

“puncak nafsu dunia”

Pikiran dan hatiku selalu berdenyar menggapai asa dan menyuruhku kembali dan tidak sendiri dalam sepi dunia ini.

Aku hanya lemah satu bila mengahadapi rayuan gombal termasuk ingin di jadikannya aku istri kedua suami mba Sri aku belum menjawabnya karena ini nafsu yang berkata dalam diriku

“suami mba Sri kaya to?”

“semua bisa keturutan dan  dunia ada digengamanmu kelak”

“apakah kamu masih sanggup sendiri dalam nafsu dan sendiri dalam hati yang takut?”

“jangan hiraukan kalau kamu senang sendiri, cukuplah”

“tetapi mengapa harus mencari teman di malam-malam yang  penuh kegembiraan bagi pasangan yang ada?”

“aku belum bisa menghilangkan kesedihan di hatiku”

entah berapa lam aku merenugi nasib ini, tetapi aku bersyukur padaNya ini mungkin adalah jalan terbaik bagiku dan aku percaya Allah swt mempunyai rencana lain yang lebih baik kemudian harinya

BERSAMBUNG

NOVEL BUKU BIRU

ALMURU'AH SAYYID JUMI ANTO

NO. 62

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun