“baru tahu mas, aku diajari nanti ya?”
“inilah mengpa pak lik mencarimu”
“malu aku mas, tanya terus..”
“tidak apa-apa, jadi ada yang bisa daiajak bicara”
tempat kerja yang hampir full 24 jam bukanya dan anak-anak ABG dan orang-orang tuan pada ke warnet kala itu laptop dan kompter meja ya PC masih jarang orang punya jaringan internet tidak sebebas sekarang tahun 2016 inilah yang membuat warnet diserbu banyak pelanggannya.
“mas Jono tidak pernah liburan ya?” aku coba membuka pembicaraa n dengannya
“anggap saja ini liburan kita”
“ha..ha”aku tergelak tertawa, mas Jono yang ku kenang dan sekarang mempunyai istir cantik ini memang membuatku tertawa, entah mengapa aku benar-benar melupakannya dan tidak pernah mampir di tempat kerjanya, rutinitas alasan klise membuatku tidak pernah mampir dan say hallo lagi dengannya karena istrinya yang cemburuan bila ada wanita yang coba bersendau gurau dengannya, maka aku tidak heran bilas mas Jono selalu menundukkan kepalanya bila berbicara dengan aku.
Mas Jono memang lelaki yang tidak norak sok tetapi tetap tunduk pada kepintarannya sedikit bicara banyak bekerja dan senang bagi-bagi ilmu, kadang aku belajar darinya tentang sesuatu yang dia tahu dan aku belum tahu.
Juni 2002, awal aku kuliah dengan uang sangu yang seadanya dari simbok dan tekad ditambah kerjaan dari pak lik aku bertekat untuk kuliah di kampus yang dekat dengan rumah, ya dekat Sonosewu sorenya, bu lik dan pak Lik merestui aku serasa hujan es hati ini mencair seakan salju memenuhi sebagian kota Jogja ini.
“benar pak lik?”