[caption caption="alsayidja.paint"][/caption]
BAB III
Kenangan Itu
Liburan yang indah walau aku masih ragu dan belum menjawab permintaan mas Bejo tetapi inilah hari yang tidak bisa kulupakan mba Sri istri mas Bejo seakan tidak mau tahu dan rela bila aku sendiri membesarkan kedua buah hatiku DInda dan Dion sebagai orang tua tunggal tetapi inilah takdirNYa yang aku harus alami dalam mengarungi hidup.
Hari yang membuatku berpikir keras untuk menjawab bukan mau atau tidak mau tetapi ini masalah hati, walau bapak dan ibu almarhum mas Harun seakan member lampu hijau hatiku tetap tidak ikhas untuk di duakan.
Sore ini ada berita adari adik bapak yang ada di Kulon progo, ya Pak lik yang menjaga dan mengolah tabon bapak ibuku di Temon Kulon Progo tiba-tiba menelepon aku
“nduk begini ya sawah dan kebun milik romo katut ya ikut kena dampak pembangunan bandara itu bagaimana menurutmu?’
“Saya belum bisa memutuskan pak LIk”
“ya harus bersikap dan nantinya karena ini Mei besok akan segera dibangun”
“aduh bagimana ya pak lik?”
“kalau pendapa kita bisa kita pindah tetapi sawah dan kebun yang kena dampak ya harus diikhlaskan dulu”
“Ikhlas pak lik?”
“ya bagaimananpun ini untuk masyarakat dan rakyat Jogja nduk”
“nggih pak lik, tetapi kenagan saya cuma itu pakl lik pendapa tempat saya lahir dan saya di besarkan disitu juga
Saya tahu proyek ini memang untuk kemajuan rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta, tetapi apakah rela dihilangkan dari tanah tumpah darah, tempat lahir kita?
“nduk ini mau dimulai Mei bagi yang setuju akan diberikan ganti ruginya, bagi yang tidak mau di kembalikan lewat kejaksaan setempat mengambilnya”
“ya pak lIk yang baik saja, tetapi aku minta pendapanya di pindah saja ke tanah yang baru kelak’
“Aku juga sedih nduk lha nanti yang biasa ngarap sawah pada nganggur “
“ya begitu, tetapi jangan samapi kena calo lho lik”
“aku tahu nduk sudah ada yang mau membeli tetapi inikan punya pemerintah yang memberikan uang ganti ruginya besok”
“Ya hati-hati mawaon pak lik”
telepon itu disudahioleh pak Lik, ini apakah sekenarionya untuk menjauh dari Bantul ? ataukah ini garis Allah swt yang menentukan? Tabon itu untuk orang banyak yang sekarnag kena dampak calon Bandara aku juga kaget dibuatnya , tetapi harus ikhlas menerima ini.
“mama siapa yang telepon?”
“eyang kulon progo “
“kita kesana besok ya mama mampir ke waduk sermo”
“kamu senangnya dolan terus kaya mama waktu muda”
kami tertawa senang,kulihat Dinda memainkan laptopny , main game kesukaanya
“kakak, jangan keseringan main gamenya nanti lupa belajarnya”
“ya mama, barusaan “
“satu jam saja lalu belajar sayang”
“mama kaka bandel ya?”
“Dion” agaknya Dinda akan marah
“sudah sana Dion belajar ya sayang”
“ya mama”
Aku lihat mba MIn sedang meringaks seragam disebelahnya ad ameja seterikan yang di apnasiinya
“mba MIn seragam dulu saja yang disetrika ya?”
“nggih buk” jawabnya singkat dia memang rajin , mais dan biasa ikut saya sejak kami menjadi pengatin baru, dia punya pacar tetapi masih jadi TKI di arab dan dia menjadi pembantuku di rumah dinas yang besar ini.
“sewaktu-waktu kit aharus pindah juga dari rumah ini”
“kok begitu bu?”
“ya bukan milik kita mba min”
“ya tahu milik negera”
“tetapi masih ada waktu kan bu?”
“aku belum menerima sk Pensiun dini mas harun dari pihak Polda dan aku ikhlas kalau harus meninggalkan rumah dinas ini”
“kita kemana nanti bu?”
“kita ke Kulon Progo, tabon bapak dan simbok”
“tidak kena proyek bandara bu?”
“ya kena Min, lha bagaimana kita harus ikutin apa mau pemerintah bila adil”
“dapat beli rumahbaru ya?”
“rencana pak lik memindah pendapa kita ketaanahyang baru”
“dimana bu?’
“di Hargorejo, kokap katanya”
“aduh ikut senang cuma jauh dari kota Jogja”
“ya harus prehatin dong..”
kami diam dalam pikiran masing-masing dan kami tahu apa yang akan dimau oleh kita
“mama ngantuk”tiba-tiab DIon merangkulku dari belakang dan aku tahu dia
“ya baru jam delapan”
“nagntuk”
“PRnya sudah selesai sayang?” aku peluk dia
“sudah beres mama”
akusenyum kucium pipiny jagoanku yang manis dan ganteng ini>
“mama mau tidur aku”
“ya..”
BERSAMBUNG
novel buku biru
Al Muru'ah Sayyid Jumi Anto
no.62
jumlah kata: 649
-novelbukubirualsayidja-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H