[caption caption="alsayidja"]
[/caption]
Cerita yang kemarin: http://fiksiana.kompasiana.com/alsayidjumianto/buku-biru-18-tantangan-menulis-novel-100-hari_56fd209f139373f6106d1713
BUKU BIRU
AL Sayyid Jumi Anto
no.62
jumlah kata: 616
#TantanganMenulisNovel100Hari
Benar bapak dan ibu datang menumpang mobil mas Bejo dan istrinya kaka Sri aku biasa memanggilnya sauadagar kaya raya di Surabaya dan konon akan membuka cabang juga di Yogya ini, perusahaan jasa dan perdagangan yang laris, sayang dalam mengarungi biduk rumah tangga mereka tidak di karuniai anak.
“apakah ini dik Biru ya?” kata mba Sri padaku sejal meninggalnya mas Harun aku belum jumpa dengannya lha sibuk benar kerjannya saja sampai luar negeri
“:dik waduh sudah kesini ya tadi bapak njagong” kata mas Bejo padaku
“tidak papa “ aku bilang
“bawa pa ini Dion mamamu?” tanya budhe Sri pada Dion anakku
“Donant sama soto kesukaan eyang” lugas dan biacaranya polos apa adanya pada kami, membuat kami tertawa disiang itu.
“waah enak pasti ya?” kata bapak mas Harun, Pak Purwadi
“sudah besar kamu Dion” kata neneknya
“mama bawa Donat sama Soto enak lho..” semua tertawa dibuatnya di meja makan dekat dapur yang membuat kami senang kelucuan anak-anak kami dan cucu-cucu yang spontan dalam berbicara dan polah tingkahnya yang serba gembira.
Kami makan disiang ini penuh kegembiraan dan ramai sekali, anampak mas Bejo selalu memandangku penuh arti, aku tidak enak sama mba Sri, kualaihakan pada mba Min yang membantu menyediakan makan minum hari itu.
“aku pindah dekat sama budhe ya Dion?”
“mama dekat sini saja banyak enak ini sop buatan bu lik Jun” kata Dion padaku
“ya aku mau juga tuh tempenya” kami makan bersama dengan mereka dan aku tidak tahu mengapa pandangan matanya mas Bejo seakn menusuk dan masuk dalam pikiranku, toh dia kakak iparku juga! Aku berpikir positif hari yang penuh gembira tidak ku pikirkan keburukan situasi ini.
“tadi pagi pak Dhe sudah ke pantai Depok jadi beli ikan ini ayo pada dimankan, bulik Jun yang masak enak sekali lho” tawaran bapak pada kami benar mas Bejo sudah mengantar bapak dan ibu ke pantai rekreasi enaknya!
Depok kenangan indah mas Harun bila sabtu bebas tugas kami seakan tidak lupa pada pantai yang apenuh kenangan, kapan kita dapat kesana mas, ratap hati yang menajadi iri hati pada mas Bejo dan istrinya.
“ dik biru mas Bejo mau buka cabang tokonya di Yogya”
“wah bisa belanja ya Dion”
“ya begitulah mas Bejo rejekinya melimpah”
“amiin “ kata Dinda didekatku
“Dinda mamamu masih cantik saja”ledek mba Sri padaku
‘malu mba..nieh kepalaku besar ini” kami tertawa lebar dibuatnya dan senang bukan main hari ini.
“makanya mas Bejo kesini kalau mau dik Biru jadi yang memegang cabang baru kita bagaimana? kata mas Bejo padaku
“haduuh sibuk mas, nanti saya kan pertimbangkan”
“ya dik” bujuk mba Sri istri mas Bejo padaku
“bagaimana dik BIru? “ desak mas Bejo padaku
“saya bersedia kalau tidak merepotkan aku mengajarnya nanti”
“karena mas Bejo tidak punya anak aku jadi sepi ini Biru” keluh mba Sri padaku, memang meja makan ini sudah sepi bapak dan ibu kekamar sentong agak jauh dari meja makan kami, sepi dari anak-anak dan celotehnya setelah makan mereka pada keluar dan bermain di pendapa, hanya mba Min, aku dan dik Jun serta mas Bejo dan Mba Sri berada dimeja makan ini.
“akau mempertimbangkan mas Bejo untuk mengambil kamu istri kedua setelah aku bagaimana di Biru?” bagiamanapun inilah kekagetanku dan bagai halilintar yang menyambar kepalaku aku hampir tidak memperkirakan ternyata sampai begini keinginan mas bejao dan istrinya, aku akan dijadikannya istri kedua, aku diam dan diam
”dik Biru coba kamu pikirkan dan ini jelas ya kami pengen anak yang bisa membuat rumah kita nanti ramai kaya begini” kata mba Sri padaku.
Aku diam dan tidak maulah hatiku menolak keras
“nanti saya pikir-pikir dulu ya mba?”
semua diam dan senyap, aku jadi serba tak enak hati dibuatnya….
Apakah tahu
dalam hati
tidak terkira
bahkan lautan tidak dapat mengalahkanya
tentang hati yang harus tepat
memilihnya
awal april12016
BERSAMBUNG
-NOVELBUKUBIRUALSAYIDJA-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H