Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Buku Biru 15 [Tantangan Menulis Novel 100 Hari]

29 Maret 2016   07:30 Diperbarui: 29 Maret 2016   07:41 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="alsayidja"][/caption]Cerita yang kemarin: http://fiksiana.kompasiana.com/alsayidjumianto/tantanganmenulisnovel100hari-buku-biru-14_56f86bd4d57a61bd048b456

BUKU BIRU

Al Murru'ah Sayyid Jumi Anto

No 62

jumlah kata: 510

 

 

“aku kira Dinda masuk sekolah, “

“ah Dinda atau mamahnya?” ledek mba Min padanya

Yanto Diam

“kok diam?”benar ya?”

“mba min  tahu aja aku baru ada masalaha dengan Lis”

“ya boleh sharing” aku nimbrung juga akhirnya

“ya begitu, sok dia cemburuan kelewaatan”

“ya namanya perempuan “kataku

“terutama pada bu Biru yang cantik ini..” dia spontan

“ha  ha cantik? anakku dua Yanto, memang gadismu  itu secemburu apa padaku?”

“aku tidak boleh mampir, takut jatuh cinta padamu “ heran aku pagi ini kami bisa tertawa lepas di dapur ini, tak terasa.

‘boleh kok jatuh…” aku guyoni dian

“jatuh ketimpa tangga? begitu?” ah dia juga suka guyon tuh…

“kamu harusnya syukurlah bisa dekat dengan wanita-wanita cantik ini” ledek mba min padanya

“benar, tuh mba min juga bisa buat aku jatuh cinta lho…” di agak seirus

“eh stop dulu…Lisnya kemana nanti?”

“aku mau…kok sama mas Yanto, asal, juga mau” elak mba Min

kami tertawa pagi itu, sambil membuat donat kesayangan Dinda,lepass bangeet!

Dion bangun dan minta susu pada aku

“wah ini mas Yanto dion sudah kesini”

“mama susunya dong “

“ya “aku membuatkan dan Yanto coba  membopong Dion, di tidak mau

“tidak, Dion belum mandi “

“tapi sudah cakep begini”

memang kami seakan tidak ada jarak diantara kami karena dulu mendiang mas Harun juga tidak membat jarak dengan mereka walau pangkatnya lebih tinggi tidak arogan selalu friendly dengan semua walau pada yang baru dikenalanya sauatu waktu.

“ Dion ayo mandi dulu” kata mba Min

“ya “dion dan mba Min mandi di kamar mandi sekira tiga meteran dari dapur, aku dan Yanto masih didapur ngopi, sementara aku masih menggoreng donat dengan teflon yang agak besar.

“suka ambil saja ya mas”

“oh ya” dia agak gugup, karena hany berdua di dapur ini

“ada apa kok resah?”

“tidak ada apa-apa”

“memang apa?”

sebenarnya hati Yanto berdegub keras bisa memandang Biru yang benar-benar cantik di matanya dan dan membuat segala perasaan bercampu raduk,kaya permen ada manis, gurih dan asam, coba kamu ajdi cintaku! seru hatinya>

“kok ngelamun?”

“oh ya maaf ini aku sudah ambil donatnya”

“masih mikir apa lho, ini ada yang manis disini”godaku padanya

“ah bu Biru aku jadi malu…” dia berguman padaku

menghadirkan hati yang pernah kehilangan buatku sangat berat padahal  ada cowok manis dan ganteng aku jadi lupa aku sudah punya anak dua dan aku hanya bisa menanti apa sih kesulitan dia akhir-akhir ini? coba berkata aku amu tahu kesulitan seorang lelaki ini.,

“mama aku sudah pakai baju baru”

geragap ternyata mba Min sudah selesai memandikan Dion,aku jadi malu dibuatnya.

“mas sudah icipi donatnya?’

“ya begitu..lah enak sekali, manis, kaya yang buat”

“ya gratissan..”mba min Manyun

Dion minta susunya padaku

“susunya mau lagi mama,mba Dinda kemana?’

“ke rumah nenek , ke Bantul, kamu masih tidur tadi sih”

“ah aku juga mau kesana aja” polosnya dia padaku minta juga diantar ke Bantul pagi ini

“boleh, aja,nanti juga sama mba Min juga mau ke Bantul “

“ya pada mau pergi ya?’ celetuk Yanto

“ya nanti kerumah nenek “ kata Dion sambil mengambil Donat yang amsih agak panas itu

“mama masih panas”

“ya baru saja di goreng Dion”

BERSAMBUNG

_novelbukubirualsayidja-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun