[caption caption="alsayidja.paint"][/caption] ini cerita yang kemarin : http://fiksiana.kompasiana.com/alsayidjumianto/pathok-bandara-sebuah-novel-34_56e92444c623bd17300bf353
Benar kat simbok seperti lautan yang diselatan desa kami, laut pantai pucuk tebu dan pelabuhan baru  tanjung negara besar adalah kenyataan yang tidak bisa aku sembunyikan sebagi bahan "lari" sebagaian pernah aku susuri dengan kaki ini.
Akankah semilir lautan ini akan berganti dengan seru dan deru kendaraan, transportasi yang mulai riuh dan menghilangakn alur semilir angin di pedesaan kami, apakah rindu hijau  in iakan hilang dengansenyum penuhamarah disetiap sudut desa-desa kami adalah kenyataan yang didepan mata.
Anginmu akan hilang
tergantikan deru mesin
sawahmu juga akan hilang tergantikan apartemen dan gedung penuh jualan
deretan toko yang membuat wajah desa menajdi kota
tidak ada senyum ketulusan lagi
diantara senyum yang hilang dalam gelapnya birokrasi dan manajemen uang
terbeli hati dan nuranimu
Tidak semua yang menentang adalah tidak mau ada kemajuan, tetapi sebaiknya apakah manut grubyuk juga baik untuk semua tanpa koreksi dan pertimbangan demi dan demi kemajuandan investor nampaknay sudah dilakukan yang namanya "pemaksaan"halus terhadap warga desa kami yang kena langsung maupun tidak kena langsung, ya terdampak mega proyek ini.
"kamu jangan sampai dianggap ngompori ya nduk? tanya seorang perangkat desa padaku
"tidak aku hanya minta yang baik saja buat warga pak"jawabku diplomatis
"namanya sama saja kamuikutan tidak mendukung  mega proyek ini" agak marah dia padaku
"akami konsistenpak bila ini untuk kami yang bagus kami pilih kok"jelasku padanya
"sama kamu jangan panasin suasana ya nduk "harap dia padaku
"tentang rumahkami yang dirusak?' balik aku bertanya padanya
"ah itu cuma kena lantai nduk' elaknya padaku
"cuma pak? kalau rumah bapak bagaimana?"
"aku lapor polisi saja "
'sama kan?"
"ya"
"saya bukan manasi susana pak,kami masih belum sepaham dengan upaya pembebasan tanah ini"
"yang lain sudah tinggald isini nduk"
"silahkan pak" diapergi karena tidak terima saya membantahnya..
Â
BERSAMBUNG...
Â
Ngompori: membuat panas suasanae
manut grubyug:ikutan walau tidak tahu masalahnya
manas-manasin: provokator
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H