Takdir berpihak pada Biru ternyata hari inilah takdirNya yang nyata kehilangan suami yang benar dicintainya.
“Cinta abadi ya orang tua dan cinta paling abadi adalah kepada Tuhamu, ya Allah swt yang maha abadi daripada cinta kita, manusia” ucap bapak yang membuat hati tenang dan tenteram lagi akhirnya.
Rumah yang agak besar dikomplek perumahan polisi ini, nampak ada sedikit lega dalam hati mereka.
“mama kita kembali kerumah, ‘kat sikecil pada Biru
‘ya, kita kembali kerumah” jawabnya sendu, benar rumah masih ada bapak dan ibunya yang sengaja datang untuk menghiburnya dan menyemangatinya di rumah akan diadakan pengajian untuk meneguhkan hati kami yang kehilangan suamii dan bapak kami tercinta, sengaja kami kan mengadakan seminggu samapai cuti nya di sekolahan berakhir seminggu kedepan.
“mama jangan cemberut to”hibur sang kakak melihat mamanya masih murung
“tidak kakak, mama capek benar hari ini” kata Biru menenangkan anak pertamanya ini.
Semua memang berduka dan larut dalamkesedihan hati ini kehilangan suami, kehilangan bapak untuk anak-anak dan kehilangan anak yang tersayang dalam tugas negara ini.
“kita adakan tahlilan dan membaca yasin sampai seminggu kedepan setiap malam untuk keluarga kecil kamu”kata Bu Lik ya tante Mira padaku
“ya tante” jawabku pelan
“jangan berlarut sedihmu nduk” hibur bapak padanya,