[caption caption="alsayidja"][/caption]Tidak tahu tentang gerhana yangmelintas bumi ini dan tentang usaha kami  mempertahankan hidup ini dan aku juga harus tetap konsen dengan tugasku mengajar nampaknya membuat segala agaknya kan lebih banyak "kerjaan" dalam diriku ini.  Malam senin ini ada yang membuatku gundah dari rumah  tetangga sebelah desa sudah sms aku mas Paimo mengDaku"mba siap-siap  saja semua yang amau dan tidak mau mendukung mega proyek ini tetap di gusur" deg darah serasa tidakemngali,  bagimana aku harus bersikap dan bagaimana aku harus menjelaskan dengan simbok dan paklik serta bulik yang akrab dan mengusahakan tanah warisan kami?
Kepalaku serasa berdenyar hebat ingin memuntahkan rasa dan kata-kata yang  sungguh tidakbisa kaugambarkan: pemaksaan ! dan mengabaikan pendapat rakyat!, padahal kau tahau inilah penguasa baru dan inilah partai yangdulu serta merta suka membuat danmenjual"rakayat bawah harus diperjuangkan!" sekarang terbalik setelah ebrkuasa aku baru tahu, sama dnegan yang kemarin berkuasa juga akhirnya UUD (ujung-ujungnya uang), benar adanya!
Â
Berani!
Â
sumpah aku belum tahu maksud mereka
yang menghargai uang
menjual harga diri
Â
dan  saudara sendiri
dimakan bangkai-bangkai
dan darahnya
Â
aku belum berani
langsung padamu
entah  besok atau lusa
Â
aku tetap harus berani
menghargaiÂ
menolak keputusan ini
alsayid ja13032016
Â
"apakah harus aku sampaikan ini?"Â
"apakah tidak membuat kaget selurah sedulur disini?"
'apakah danapakah ini harus  wajib diberitahukan? nanti bukan dicap pembuat onar dan  provakasi"??
Gelut daam rongga hati dan batinku, tetapi otakku tidak menerima bila kita di"kalahkan" semua terjadi aku sudah punya bukti mereka bermain"kasar" dalam bentuk lain, saksi pendapa rumah kami, pernah sekalidi serang, sekarang belumketangkap juga!
"baiknya kalian menyetujui saja" teringat pesan bapak lurah dan camat waktu sosialisasi dulu,Â
"Harusnya begitu enaknya begitu tinggal nanti mau dibayar berapa juta"kata sang calo tangan panjang pengusah  properti Cakil
Aneh inikah jawaban gerhana kemarin ataukah harus kami yang kecil ini tidak boleh tersenyum dan harus di singkirkan sistem pemerintahan baru ini, aku baru tahu ya UU agraria baru bisa jadi nanti rumah, ladangbdan sawah yang "mbandel"akan sita tanpa ganti rugai  benar adanya.
Â
Paginya dimeja makan  ini berapa kali aku harus membuat simbok tersenyum padaku
"mbok pendataan terdampak akan segera dilakukan, Â sepertinya hari ini" pintakupada simbok
"pasarah nduk, pemerintah yang buat kita membantu dan ikhlas bila semua ladang sawah kita ter dampak"
aku diam bila  sombok sudah bilang begitu tetapi hatiku tetap njola, berontak padamu!
BERSAMBUNG
'...
"gelut : berkelahi
NJola : kaget sekali
mbadel: mirip nakal, pembangkangan
Â
cerita ini baru ada dikompasiana saja!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI