"ah kamu nduk tidak pernah belajar, perhitungan tentang musim itu.,,"
"oh begitu? "aku smabil mengemasi jemuran dan hanger-hanger baju itu aku loroti masukan kembali ke tali-tali yang sengaja untuk memajang jemuran dlam rumah kami entah musim yang aneh begitu simbok berkata padaku dan ada hati yang aneh didalam hati ini.
" ettapi inikan musim hujan ya?"
"tidak  juga, ora nduk kudhune yo wes ketiga"
aku diam, sementar lik Tum disebelah simbok tertwa kecil dan membuatku bertanya
"ada apa lik?"
"itu ad ayang malas dan bete belum kering sudah dihujani lagi"
bu lik tum tertawa  aku juga tertwa menghitung nasib jemuranku ini, aku mengejar mau mencubitnya simbok menghalanginya, yah lik Tum juga sebaya simbok , kalau simbok empat puluhan tahun, bu Lik sekira tig puluhan liama tahun, aku tahu , gemas aku dibuatnya.
"sudah Tum nanti pada gojek kok kaya kucing dan anjing"
kami tertwa walau hujan rintik itu kembali deras dengan guntur dan kilat yang entah mengapa membuat kami bertiga pada diam
"tuh kan gunturnya tidak rela  kita pada guyonan" sela simbok padaku