MINGGU PERTAMA TERINSPIRASI PUISI( KARYA INI TERINSPIRASI DARI SEPENGGAL PUISI WIJI TUKUL)
…..suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan , dituduh subversive dan menggangu keamanan, maka hanya satu kata : Lawan ! Wiji Tukul *
Rakyat sudah lama jenuh dengan janji-janji presiden petruk dalam keadaan lapar masih di bebani mega proyekmu kolaborsi BUMNmu dan Konglemarat swasta yang tidak berhati nurani lagi.
“pokoknya tidak usah menyerah apa yang mereka katakana kita tidak boleh kalah bukankah kita masih berkeinginan kembalikan tanah, sawah dan lading kita yang kena rencana mega proyek bandara ini? berapi-api mba Nur, seorang guru di kota Batas membakar para hadirin di pendapa depan rumahnya yang juga akan terkena imbas mega proyek ini, proyek bandara internasional.
Semua setuju dalam keluh dan lapar mempertahankan sebidang tanah dan ladang yang juga tanah tumpah darah mereka.
Pagi yang indah membuat khalayak terhenyak Mba Nur di tangkap karena membuat kegaduhan, menghasut rang banyak untuk melawan presiden petruk, mba Nur di gelandang ke kantor polisi dan semua menjadi sepi kembali, menyerah kalah oleh kesempatan dan uang yang membuat buta dan tuli sebagian dan membuat iman hilang sedikit demi sedikit.
Hanya selingkuhnya penguasa dan pengusaha yang punya hati nurani kin terbukti nyata! benar! adanya terbukti bahwa uang adalah”yang dipertuhankan” oleh mereka.
*Dalam buku Kematian misterius para pembaharu Indonesia (orang-orang cerdas yang mati ditangan bangsa sendiri penerbit pinus)
karya ini diikutsertakan dalam rangka memeriahkan ulang tahun perdana Rumpies The Club
[caption caption="ok"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H