"wah, wow kalau begini aku tidak tahu pasalnya, pasal keuangan yang maha kuasa berbeda dengan pasal hati nurani" pak guru Sayid mencoba menghiburku, aku senyum kecil.
"beda pak maslahnya, kami dilihat dari luar yang menghambat, tetapi kamilah yang jadi korban kelak, sawah, ladang, rumah kami di korbankan, bukan rupiahnya pak sekali lagi bukan rupiahnya, hati kami yang tak kan terbeli" aku sedikit emosi menangapi guyonan bapak Sayid ini, dia diam tepat dihadapanku.
"yakin dan tetap berjuang aku akan suport  njenengan bu Nur" kata pak Guru ini dengan senyum khasnya  dihadapanku, akuberterima kasih sekali dengan sesama teman guru ini ya sama dengan teman yang lain memberi apresiasi yangdalam  terhadap kasus  pendapa rumah kami.
Â
Bukan mengapaÂ
Â
semua harap cemas
menangis
bukan solusi
Â
ataukah gembira