ingin menjadi
perempuan penunggang kuda
....
Apakah takirku hanya sebagai penyampai ataukah ini sebagi perjuangan bagi kami hati yang terluka atas nama pembangunan yang tanpa nilai hati dan nurani yang tergantikan oleh investor  ya uang mengorbankan perasaan kami dan nurani yang dalam ini.
Seperti bapak dulu yang manut dan harus ikut pemerintahan ORBA, aku tidak seperti ini akankah hati harus di jual untuk sepiring nasi sedangkan kamu edank-enakan mempunyai segudang beras yang kamu makan sendiri.
Benarkah jiwa yang mengutamakan uang akan menjadi sebab kebahagian didunia ini ataukah jiwa yang melankolis memperjuangkan hatilah yang akan menang?
Hatiku berkecamuk keras, dan degup jantungku tetap konsisten memperjuangkan semua bisa kembali tenteram bila di gusur ganti rugi bukan masalah, tetapi hati siapa yang akan mau diancam dan dilukai, aku baru tahu bahwa kejamnya pemilik modal dengan segala cara mulai mau melenyapkan kami, petani, peladang dan buruh  sawah yang tidak tahu permainan"besar"antara pemilik modal dan pemili"penguasa" daerah yang entah apakah disponsorinya waktu pilkada kemarin, bagai kerbau yang dicokok hidungnya oleh  pengusaha cakil ini.
B E R S A M B U N G:....
Â
Nyempal:kelaur dari jalur resmi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H