Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pathok Bandara, Sebuah Novel 21

16 Februari 2016   21:31 Diperbarui: 16 Februari 2016   21:40 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"bukan pak hanya belum tahu, mudeng  tentang prospek calon bandara kita ini,"pengusaha cakil coba menjelsakan dengan rinci

"hanya sebagian yang belum mau merelakan sebagian lahan pertaniannya dan lahan kebun serta ladang sawah dan rumahnya untuk proyek ini, demi kesejahteraan kita  ya kan pak? coba dia merayu bapak Bupati juga

"tetapi banyak yang menolak atau yang mendukung?"tanya bapak lagi pada pengusaha cakil, berbarengan dengan itu bapak ketua DPRD unjuk suara juga"maaf bila saya pastikan rakyat mendukung juga sebagian menolak wajar dialam demokrasi ini", tetapai sekarang nampaknya banyak yang mencari untung juga akan mega proyek ini" sindir bapak ketua DPRD pada pengusaha cakil ini, dia hanya terrsenyum simpul.

Suasana menjadi agak gelap di tambah hujan mulai deras di kota Batas ini seakan menandakan bahwa susatu yang membuat rakyat tersenyum diharapkan bukan mengharapkan rakyat manyun dan tidak bisa tersenyum lagi

 

Senyum rakyatku

 

jangan paksa

senyumnya

kadang

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun