Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Presiden Petruk Mancing

8 Februari 2016   20:38 Diperbarui: 8 Februari 2016   20:57 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebenarnya sabtu ,minggu dan senin ini adalah harburnas, karena bertepatan dengan tahun baru imlek (tahun baru cina ) maka seluruh staf kepresidenan dan staf khusus lainya ada yang libur juga ada yang tetap "ngantor" demi keamanan istana NKRM ini.

Apakah yang kamu tahu setiap kegiatan adalah simpel adalah kenyataan yang sulit stafnyalah yang paling ribut dan harus terkesan profesional bukan abal-bal ini karena bapak petruk yang mantan pengusaha ini harus perfect di segala bidang dan tidak "zero acidental" dalam setiap kunjungannya , walau agak seperti JJS dolan-dolan tetapi staf keamanan tetap jaga dan "tidak libur"sedetikpun.

Bapak berniat macing ditempat umum tanpa orang umum tahu bahwa beliau itu presiden NKRM ini,ya harus menyamar jalan satu-satunya, jadi rakyat biasa, tanpa diketahui umum!

"tidak mungkin bapak di beri pemancing bayaran, bapak pengennya yang alami dan tidak direkayasa" akta inatel satu

"tetapi ditempat terbuka berbahaya"kat intel kedua

"jangan begitu kita selalu bisa datangkan"penonton jadi-jadian"atau teman jadi-jadian untuk menyenangkan bapak kan bisa"kata intel ketiga

mereka bertiga ke MAs Gareng dan mantuk-mantuk, suatu ide sudah didapat mas BAKIN kapetrukan ini, sambil tersenyum menghadap pak presiden dan

"bisa pak sekarang langsung ke tempat pemancingan" menuilahkan mas Gareng pada presiden

"sudah fix to? keadaan dan pancingku sudah iperbaiki to jorannya? tanya bapak lagi, memang disamping mendaki gunung juga punya hobi nyleneh ini mancing !

BAgong membisikan sesuatupada Gareng"infonya A1 bapak bisa menyamar sebagai pengusaha dan tidak tahu bahwa mempunayi usaha pemacinngan ini tidak tahu bapak  mau mancing disini"

"ya begitu gong jos kerja kamu "puji mas Gareng

"tetapi tetap waspada minimal setiap dua pengunjung umum diselingi intel ya" tambah Bagong lagi

"ok beres gong, nyusup jadi pemancing saja oke bisa gong,kata Mas Gareng mantab dan dimualilah sekenario pemancingan ini tanpa diketahui umum bahwa bapak Presiden NKRm mancing di sini 

***

Dipemancingan kiri kanan banyak ternyata juga pemancing umum orang biasa yang mancing di depan dan belakang bapak adalah intel yang menajaga beliau, maka terdengarlah percakapan mereka, pemancing tulen ini

'gara-gara presidennya petruk semua menjadi larang" kata pemancing satu

"gara-gara petruk jadi presiden cacing wae di pajeki" cerita pemancing kedua

"gara-gara petruk jadi presiden opo-opo larang lha yong duduk dikursi saja dipajeki"keluh pemancing ketiga

pak presiden merah telinganya dan kemropok dan pergi dan diikuti oleh mas gareng dan mas bagong meninggalkan area pemancingan ini dan seolah oleh tidak tahu, ada"amarah kecil" diistana negara

"tahu sendiri to, dengar sendiri to?? lha cacing wae di pajeki" keluh bapak pada stafnya

"ngih pak begitu usaha namanya"jelas bagong

"maaf jangan marah begitu omongan orang  kebanyakan terhadap bapak" terang mas gareng yang isunya  akan menjabat BIN kapetrukan kelak, baru promosi.

"baru tahu to pak"???, sindir Bagong memecahkan suasan tegang hari itu

"ya begitulah' kata pak presiden lagi

"apalagi ini baru memancing ikan pak, saya bilang apa lha beli saja beres' semua terawa  ria

Memancing bisa baik bila untuk oleh raga tetapi bila mancing kahanan, situasi bisa ...nilai sendiri sajalah...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun