Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pathok Bandara, Sebuah Novel

19 Januari 2016   17:18 Diperbarui: 19 Januari 2016   17:35 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

BAB I

SENYUM MENYAMBUT PAGI

 

Pagi yang indah di sebelah barat sungai Perkakas, di kabupaten Kulon perkakas nampak keceriaan petani yang menghampii ladangnya dan burung-burung berkicau ring menyambut pagi, nampak petani saling senyum dan  menyapa satu dengan  yang lainnya gembira karena hasi panen hari ini sangat nampak bulir-bulir padinya bertumbuh dan nampak berisi.

Rumput-rumput menghijau di hamparan pematang dan kolam-kolam ikan berkilatan dia antara tanaman sayur di bedeng-bedengnya yang subur dan damai.

sinar amtaahri seakan menyapa senyumnya menghiasi senyum petani kecil di lahan sawah yang menhijau dan hamparanya nampak permadani yang di gelar diatas ruang bumi yang hamparannya sejuk dipandag mata dan sedap dinikmati aroma hijaunya yang entah mengapa aku tidak bisa melupakannya kelak akan keadaan ini yang selalu dirindukan oleh kita manusia-manusia yang cinta kehijauan dan udara oksigen pagi yang mencerahkan di pagi ini.

aku mengmbi pena dan kutilkan sebait pusi untukmu alam :

 

Cinta Alam

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun