Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Istana Presiden Petruk, Ada Hujan Recehan

27 Desember 2015   20:08 Diperbarui: 27 Desember 2015   21:01 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Keputusan presiden petruk untuk menurunkan harga BBM khususnya bensin dan solar walau 100 sampai 300 perak ( mata uang Negeri Kesatuan republik doyong mangulon) NKRM, sebagian yang `100 samapi 200 di tabung, kata menteri sumber daya manusia untuk "tabungan" energi yang terbarukan kelak.

Hanya beberapa perak untuk energi terbarukan adalah upaya jelas dan nyata tetapi inilah pekerjaan besar presiden petruk yang agak berat lha wong dibeberapa kota yang di pimpinnya ada larangan memberi uang receh dengan segudang alasan, dan ada sanksi hukumnya yang jelas, tetapi presiden petruk malahan membuat suasan baru dan yang haru, men"openi" recehan untuk cita-cita energi terbarukan, surya, air, dan bio etanol. adlah sebagian dari energi yang terbarukan dan listrik( mobil dan motor) maksudnya baik, dan inilah mengapa sepagi ini, dlam masa liburan ada saja eling-eling dari langit.

Pagi sampai sore menjelang maghrib ini istana kehujan bukan air bah yangbesar dan bukan hujan petir tetapi hujan uang receh, benar-benar menakjubkan, sampai ornag-orang sekitar istana yang notabene tettangga pada mencari bagor dankarung untuk mendapatkan hujan dari istana ini, yang konon bisa di hargai trilyunan  bila terlaksana kelak.

Lucunya yangkena hujan recehan adalah istana negara NKRM kepunyaan presiden petruk ini dan inilah percakapa presiden dengans ang ajudannya

"udan kok recehan gong"

"ya mas presiden, untuk masa depan eneergi kita bagus itu pak presiden"

"tetapi lha bagaimana dengan kemandirian dan swadaya masyarkat yang cenderung di pandang mata sebelah oleh pemerintahan"

"tinggal buat aturan baru, regulasi mas presiden" kata bagong agak pinter wlau ditangannya memang baru sennag megang HP lasen(layar sentuh) tetap tak berkedip melihat dilayar hpnya

"kamu punya berapa hp gong?"

"3 tiga pak" jawabnya sekenaya

"itulah pemborosan..."

"memang uang receh untuk rem pemborosan pak?"

"salah satunya" kata pak presiden penuh wibawa

di atas gentengistana masih pada riuh dan kemlotak hujan uang receh dan sudah berkerung-karunguang receh di masukan nampaknya belum reda hujannya kecuali ada Kepres atauPp yangmenghentikan hujan uang receh ini.

Tiba-tiba gareng masuk dan

"e.....meniko sudah banyak uangnya pak" kata gareng yang juga kakaknya 

"kumpulkan wae"kata bagong

dilangit sana diatas gunung atas istana romo semar mengingatkan

"bab recehan biso ugo marahi diremehake( tidak dipercayanya pemerintah oleh rakyatnya)..

Presden petruk tahu dan mendengar

"duwite receh di kumpulke (uang dikumpulkan) annati ada peraturannya..."lalu ddisuruhnya para pegawai istana memanggil pawang hujan dan silaplah semua hujan recehan di NKRM ini.

'mas gareng ini uangnya untuk apa sudah berkarung-karung ini"

'kak kasih pak presiden saja..."

"nggo gawe energi terbarukan ya?"

'bener...dilebur nggo daden( menyalakan api)" kata gareng sedikit dongkol

ah tidak tahu mas...kata bagong

ibarat hujan emas dinegeri orang lebih baik hujan batu di negeri sendiri....

ya bijaklah....

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun