Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wawancara dengan Iblis (2)

25 November 2015   14:31 Diperbarui: 25 November 2015   15:11 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia melebihi iblis

Semua membuat aku diam sang iblis yang didepanku memperlihatkan apa yang dinamakan nafsu dan belenggu syetan yang membuat semua takjub, diantara api dan gelora neraka jahanam. Aku kelu mau tanya apa lagi, mau wawancara apa yang aku malah membuat blunder.

"mau tanya bos maukah bos berhenti mblusukan manusia ke neraka?"

"apa, tidak adakan aku berhenti sebelum semua mahluk manusia ada di penguasaanku" sombong sang iblis di hadapanku

"tidak semua manusia sama dnegan anda"

"tetapi sekarang manusia sekarang lebih dari pada iblis-iblis anak buahku di neraka ini" 

"apa bos ?"

"mereka masih saja emnghidupkan penyakit SMS, Penyakit fitnah dan penyakit gila harta"

"manusiawi"

"bukan lebih daripada iblis"

"tetapi"

"semua nasib manusia sudah aku goda mereka kebal hanya mereka masih lemah terhadap harta benda, tahta dan wanita"

aku diam

"ada juga yang gila"

"gila apa bos iblis?"

"gila berkuasa dan kuasa untuk menjadi.."

"menjadi apa?"

"menjadi pemimpin  dan penguasa dunia"

"apa contohnya?"

" itu pilkada pilpres dan isis...."

"lha kok?"

"isis= I(bl)is..."

"kok begitu?"

"yang ikut pilkada bukan untuk berbagi dan mengabdi tetapi.."

"tetapi apa mas iblis?"

"untuk meraih untung dan pamer kuasa dan menguasai daerah sebagai raja kecil kelak.."

"aku tidak percaya..." 

"lihat ada manusia yang mau membunuh manusia demi  kekuasaan yang besar dan uang yang banyak"

"biasa blis..."

"tidak biasa...lha ada manusia yang mau mencatut nama presiden dan ada menteri yang melebihi dpr "

"ah biasa itu...elaku menjauh

"hanya satu yang bisa menghindarkan nafsu ini, karena iblis hanya menggoda tetapi manusia yang tergoda membuat semakin"menjadi iblis" yang sebenarnya

"lha..."aku jadi heran

"njenengan juga kan bila ad awanita cantik sja melihat padahal istri dirumah sudah tiga" ejek sang iblis

""Tahu sja kamu.." aku kelu mendengarnya

"tidak usah takut hanya iman yang harus di utamakan"

"tidak takut" aku mengelak

"benar...karena nafsu dan dunia yang membuat manusia masuk neraka, jangan salahkan bangsa iblis..."

aku diam sementara handy cam dan tape recording tetap menyala mereka pembicaraan ini

"tidak mau kejebak to kamu?" di mengagetkan aku dan aku tergeragap

"tidak to..."aku mengelak

"makanya...ibadah yang benar dan kamulah yang benar-benar tahu dan mau aku jadikan orang yang boleh wawancara dengan aku karena kamulah ornag lurus hatimu dan ikhlas...hidupmu

aku jadi termangu dan tersipu beginilah iblis merayu manusia?

sementara ada beberapa jin wanita yang memmbuat aku sedikit melihat dnegan badan yang sexy menghidangkan makanan dan minuman khas iblis

" maaf saya cuma punya ini, bila haram tidak usah di makan dan diminum"

"maaf aku tidak boleh makan hamer dan najis ini , aku maaf tidak makan dan minum "

dia mengangguk setuju

aku diam di pojok kursi panas ini

dan dia juga diam melihatku dengan mata merah, sekeliling merah dan istana yang merah menyala juga

**wawancara out of date ( diluar nalar imajinasi saja....)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun