"Baru apa?" tanyanya
"Makan sama mie," aku mengecilkan suaraku
"Enaknya...di Jogja. Di Jateng liubran sampai sabtu besok..." jawabnya menerangkan
"Ya aku langsung berangkat saja ya," jawabku
"Ya asslamu'alaikum mas..." dia menyudahinya.
Lalu aku ke meja makan lagi, sambil kulihat televisi dan melihat kejadian yang menyedihkan lagi tragedi Mina hampir ratusan orang meninggal, prehatin, kakakku berucap
"Wah, begitu , menyedihkan, prehatiin," ucap kakakku sedih.
"Ya, begitu selalu ada kejadian. Kemarin kejatuhan, crane sekarang, berdesak-deskan," menyedihkan. Hatiku menjola beginikah kita manusia, memang sellau di takdirkanNYa, tetapi mengapa kita tidak selalu hati-hati dalam melangkah? Inilah pelajaran buat kita agar hati-hati melangkah, renungku.
"Mas hati-hati di jalan ya?" smsnya menyadarkan ku, sok ngebut di jalan, dan maunya cepat lansung pulang dari kerja, sekarang aku jadi sadar. "Ojo kesusu, jangan tergesa dlam bidang apapun nanti hasinya tidak seperti yang diharapkan, benar adanya!"
Kami berdua berangkat bersama dengan kakak karena jalur ke arah Kulon Progo sama dnegan arah aku ke wates dan, sebaliknya jalur bus yang di depan sekolah kakak, memudahkan kami untuk lurus ke arah Kota Jogja dan tampaknya Jogja sudah mulai kena "penyakit" Jakarta. Ya macet , maka kami selalu pergi agak pagi supaya tidak macet dlam perjalanan kami, terutama di gamping , selalu macet oleh tru buah dan bus yangnegtem mencari penumpang ke arah purworejo, adalah makanan kami sehari-hari, hampir sama Jakarta, kena macet kalau tidak pagi-pagi!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H