Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bedug Masjid (Tinggal Kenangan)

2 Juli 2015   05:23 Diperbarui: 2 Juli 2015   08:02 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Semua karena bedug itu yang membuat gembira di masjid saya waktu kecil ada yang terkenang diantara kami, ada cerita yang tidak bisa aku lupakan di bedug masjid ku yang sekarang teronggok membisu dipojok,karena sekarang sudah menggunakan speaker  masjidnya, ditinggalkan berdebu dan banyak yangmelupakannya.

Waktu masjidnya masih berupa pendapa rumah jawa yang terbuka dan diantara pendopo rumah jawa itu hanya dibatasi oleh dinding kayu jati yang membuat kami kelihatan bila sholat dan mbolos waktu taraweh berlansung, aku masih terkenang, sore itu ada yang aneh di masjid itu semua kaget dengan keadaan belum maghrib sudah ad a yang membunyikan bedug.

"tok..belum maghrib sudah bunyi bedugnya, ' Doni padaku

"siapa yangberani membunyikan bagiamana itu ?" tanya kau padanya

"tidak biasanya, wong yang pada ngaji belum pada datang, apa teman-teman pada usil lagi, itu si bejo', selidik Doni padaku

"tidak tahu, " aku hanya diam dia sibuk memikirnya dan

"kita cari tahu" kami berdua ke masjid dan emlihat bedug ukuran dua kali satu meter itu dipukul-pukul oleh seroang yang agaknya kurnag waras, dilihat bajunya yang robek sana-sini dan  kami berdua takut untuk melarangnya

"pakk ustaz kami melihat orang gila memukuli bedug' kami mengadu pada pak ustaz dan pak ustaz buru-buru kemasjid dan menghardik ornag gila itu untuk pergi, kami lega dan kami teman-teman tiba-tiba juga langsung berkumpul untuk melanjutkan mengaji belajar iqro dimasjid itu.

Bedug masjid punya cerita sendiri ketika kami masih kecil-kecil ada peristiwa yang tidak ungkin aku lupakan juga, aku memang usil dan mau tahu ketika semua teman tidak berani memasukan kepala ke bagian lubang bedug itu dibelakngnya maka kau dnegan pedenya berani memasukan kepalanya di bedug itu dan semua anak tertawa pada ku, 

"berani to?" tantang ddoni padaku 

"berani "jawabku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun