Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kabut Cinta, Merahnya Hati #2, Menembus waktu (2)

15 Januari 2015   04:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:07 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"kami benar jatuh cinta, waktu itu kami berekreasi ke pantai ini, dan benar kami senang" aku kembali bercerita tentang keceriaan kami

"jam delapan pagi kami berkumpul di kampus, berboncengan dengan motor berdua-dua dengan "

" jam sembilan pagi kami sudah sampai, kami ceria, bermain ombak dan kami berlari kecil diantara padang pasir pantai parangtritis ini laari dan bermain pasir, brfoto-foto diantara debur ombak kami senang, dan ceria, sambil membeli kelapa muda n makana ringan yang kami bawa kami berlimabelas menyebar diantara tubir dan bibir apantai ini kami sennag...dan tanpa kami ketahui dua sejoli ini terhanyut dalam keceriaan mereka sejauh mata mereka bermain ombak dan tiba-tiba ombak besar datang mengulung mereka, aku coba menolong dari kedua mereka tetapi nyaliku kecil aku meinggir,,tidak bisa berenang digulungan pantai ini, dan...aku menghela nafas dan diam lalu...

"akami hanya tercengang menyaksikankejadian ini:"anik melanjutkan cerita ini "tim sar pantai berusaha mencari dan melempar ban untuk mencapai mereka, nampaknya sang penunggu laut "ngersake "mereka dan hanya Allah swt yang  yang membuat takdir mereka, keceriaan kami berubah menjadi sedih yang mendalam dan sedih... hampir seharian kami menunghu mereka dan tidak bisa kembali ....anik berkaca-kaca menceritakn ini

"kami sedih luar biasa,tiga hari mereka baru"kembali" dan kami sedih , kataku lirih

memang kami percaya ada mitos nyi roro kidul yan ngunduh mantu bagi sejoli yang lena adan bermain serta mandi dilaut adlah kenyataan, dan sekarang sekira tahun 2014an ada teknologi yang dan penelitan yang emmbuat amata terbelalak adlah ombak di parangtritis berdeburan dan saling"kejar" karena itu bagi yang tergulung masuk dalam karang yang membentuk  laguna dan hilang "terperosok" terbukti temankami hilang dan tewas dalam peristiwa ini

"bagaiman teknologiGmu itumas? tanya anik

"aku mendengar ceritamu"kata elis

" semua takdir, tetapi niat dan "mengintip " dengan mesin waktu itu bisa" kataku singkat

"tenane, kata nur

"ya, jawabku singkat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun