Mohon tunggu...
Alrid Ramadhan
Alrid Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi 23107030071 UIN Sunan kalijaga

gabut

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengupas Sejarah di Balik Keseruan Lomba 17 Agustus

13 Agustus 2024   00:28 Diperbarui: 13 Agustus 2024   19:11 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

suara.com
suara.com
Variasi lomba juga semakin beragam. Selain permainan tradisional, mulai muncul lomba-lomba yang mencerminkan perkembangan zaman seperti lomba mengetik, cerdas cermat tentang sejarah Indonesia, dan lomba menghias sepeda. Perlombaan-perlombaan ini tidak hanya menghibur tetapi juga memiliki nilai edukatif, terutama dalam menanamkan semangat nasionalisme kepada generasi muda.

Memasuki abad ke-21, tradisi lomba 17-an menghadapi tantangan baru. Perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup masyarakat membuat beberapa lomba tradisional mulai kehilangan popularitasnya. Namun, alih-alih menghilang, tradisi ini justru beradaptasi.

Banyak komunitas mulai mengadakan lomba-lomba yang lebih kontemporer, seperti lomba fotografi digital, lomba vlog, atau bahkan turnamen game online bertema kemerdekaan. Meskipun bentuknya berubah, esensi dari lomba 17-an tetap sama, yaitu memupuk rasa kebersamaan dan merayakan kemerdekaan dengan penuh keceriaan.

liputan6.com
liputan6.com
Makna dan Relevansi di Masa Kini

Terlepas dari perubahannya dari masa ke masa, lomba 17-an tetap menjadi bagian integral dari perayaan kemerdekaan Indonesia. Tradisi ini bukan sekadar hiburan semata, melainkan cerminan dari semangat dan nilai-nilai yang mendasari perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Lomba 17-an mengajarkan pentingnya kerjasama, seperti yang terlihat dalam lomba tarik tambang. Ia juga menanamkan semangat pantang menyerah, yang tercermin dalam perjuangan peserta lomba panjat pinang. Lebih dari itu, tradisi ini menjadi pengingat bahwa kemerdekaan harus dirayakan oleh seluruh lapisan masyarakat, tanpa memandang usia atau latar belakang.
Di tengah era globalisasi dan digitalisasi, lomba 17-an menjadi penghubung antara generasi, memperkenalkan nilai-nilai tradisional kepada anak-anak muda sambil tetap beradaptasi dengan perkembangan zaman. Ia menjadi bukti bahwa tradisi dapat tetap relevan dan bermakna, selama esensinya - yaitu semangat kebersamaan dan cinta tanah air - tetap terjaga.
Tradisi lomba 17-an telah melewati perjalanan panjang sejak kelahirannya di tahun-tahun awal kemerdekaan Indonesia. Dari permainan sederhana di tingkat rukun tetangga, hingga menjadi perayaan nasional yang dinantikan setiap tahun, lomba 17-an telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa Indonesia.
Melalui tawa, keringat, dan semangat kompetisi yang sehat, lomba 17-an terus mengingatkan kita akan makna sejati kemerdekaan. Ia bukan hanya tentang kebebasan dari penjajahan, tetapi juga tentang membangun bangsa bersama-sama, dengan penuh keceriaan dan optimisme.
Selama semangat ini tetap hidup, tradisi lomba 17-an akan terus mewarnai perayaan kemerdekaan Indonesia, menjadi jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun