Mohon tunggu...
Alrid Ramadhan
Alrid Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi 23107030071 UIN Sunan kalijaga

gabut

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengupas Sejarah di Balik Keseruan Lomba 17 Agustus

13 Agustus 2024   00:28 Diperbarui: 13 Agustus 2024   19:11 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap tahun, ketika bulan Agustus menjelang, seluruh pelosok Indonesia bersiap menyambut momen bersejarah: Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Di antara berbagai perayaan yang mewarnai bulan yang penuh semangat nasionalisme ini, ada satu tradisi yang selalu dinantikan oleh masyarakat dari berbagai lapisan dan usia - lomba 17-an.

Namun, pernahkah kita bertanya-tanya bagaimana tradisi ini bermula dan mengapa ia begitu melekat dalam perayaan kemerdekaan Indonesia?

Akar Sejarah Tradisi 17-an

Tradisi lomba 17-an tidak muncul begitu saja setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945. Sejarahnya dapat ditelusuri kembali ke masa-masa awal kemerdekaan, ketika bangsa yang baru lahir ini mencari cara untuk memupuk rasa persatuan dan merayakan kebebasan yang telah lama diperjuangkan.

Pada tahun-tahun pertama setelah proklamasi kemerdekaan, perayaan 17 Agustus lebih berfokus pada upacara formal dan parade militer. Namun, seiring berjalannya waktu, muncul kesadaran akan pentingnya melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam perayaan ini. Inilah yang kemudian menjadi cikal bakal lomba 17-an.

Periode 1950-an dianggap sebagai masa kelahiran tradisi lomba 17-an. Pada masa ini, pemerintah dan masyarakat mulai mengorganisir berbagai permainan dan kompetisi sederhana sebagai bagian dari perayaan kemerdekaan.

snapy.co.id
snapy.co.id
Lomba-lomba ini awalnya diselenggarakan di tingkat RT dan RW, dengan tujuan untuk mempererat hubungan antar warga dan menciptakan suasana gembira di tengah masyarakat yang masih dalam proses pemulihan pasca-perjuangan kemerdekaan.

Permainan-permainan tradisional yang sudah ada sejak lama, seperti panjat pinang, balap karung, dan makan kerupuk, mulai diadaptasi menjadi lomba-lomba yang digelar khusus untuk memperingati kemerdekaan. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan gotong royong.

Memasuki era 1960-an dan 1970-an, tradisi lomba 17-an semakin berkembang dan mulai mengalami standardisasi. Pemerintah, melalui berbagai lembaga terkait, mulai menetapkan pedoman pelaksanaan lomba 17-an. Hal ini bertujuan untuk menjaga esensi perayaan kemerdekaan sambil tetap memberikan ruang bagi kreativitas lokal.

Pada periode ini, lomba-lomba seperti tarik tambang, lari kelereng, dan balap bakiak mulai populer dan menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan 17 Agustus di seluruh Indonesia. Lomba-lomba ini dipilih karena mencerminkan nilai-nilai penting seperti kerjasama, kegigihan, dan sportivitas - nilai-nilai yang dianggap penting dalam membangun bangsa yang baru merdeka.

Era 1980-an hingga 1990-an dapat dianggap sebagai masa keemasan lomba 17-an. Pada periode ini, tradisi ini telah mengakar kuat dalam budaya Indonesia. Hampir setiap rukun tetangga, sekolah, dan instansi pemerintah menyelenggarakan lomba 17-an sebagai bagian dari perayaan kemerdekaan.

suara.com
suara.com
Variasi lomba juga semakin beragam. Selain permainan tradisional, mulai muncul lomba-lomba yang mencerminkan perkembangan zaman seperti lomba mengetik, cerdas cermat tentang sejarah Indonesia, dan lomba menghias sepeda. Perlombaan-perlombaan ini tidak hanya menghibur tetapi juga memiliki nilai edukatif, terutama dalam menanamkan semangat nasionalisme kepada generasi muda.

Memasuki abad ke-21, tradisi lomba 17-an menghadapi tantangan baru. Perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup masyarakat membuat beberapa lomba tradisional mulai kehilangan popularitasnya. Namun, alih-alih menghilang, tradisi ini justru beradaptasi.

Banyak komunitas mulai mengadakan lomba-lomba yang lebih kontemporer, seperti lomba fotografi digital, lomba vlog, atau bahkan turnamen game online bertema kemerdekaan. Meskipun bentuknya berubah, esensi dari lomba 17-an tetap sama, yaitu memupuk rasa kebersamaan dan merayakan kemerdekaan dengan penuh keceriaan.

liputan6.com
liputan6.com
Makna dan Relevansi di Masa Kini

Terlepas dari perubahannya dari masa ke masa, lomba 17-an tetap menjadi bagian integral dari perayaan kemerdekaan Indonesia. Tradisi ini bukan sekadar hiburan semata, melainkan cerminan dari semangat dan nilai-nilai yang mendasari perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Lomba 17-an mengajarkan pentingnya kerjasama, seperti yang terlihat dalam lomba tarik tambang. Ia juga menanamkan semangat pantang menyerah, yang tercermin dalam perjuangan peserta lomba panjat pinang. Lebih dari itu, tradisi ini menjadi pengingat bahwa kemerdekaan harus dirayakan oleh seluruh lapisan masyarakat, tanpa memandang usia atau latar belakang.
Di tengah era globalisasi dan digitalisasi, lomba 17-an menjadi penghubung antara generasi, memperkenalkan nilai-nilai tradisional kepada anak-anak muda sambil tetap beradaptasi dengan perkembangan zaman. Ia menjadi bukti bahwa tradisi dapat tetap relevan dan bermakna, selama esensinya - yaitu semangat kebersamaan dan cinta tanah air - tetap terjaga.
Tradisi lomba 17-an telah melewati perjalanan panjang sejak kelahirannya di tahun-tahun awal kemerdekaan Indonesia. Dari permainan sederhana di tingkat rukun tetangga, hingga menjadi perayaan nasional yang dinantikan setiap tahun, lomba 17-an telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa Indonesia.
Melalui tawa, keringat, dan semangat kompetisi yang sehat, lomba 17-an terus mengingatkan kita akan makna sejati kemerdekaan. Ia bukan hanya tentang kebebasan dari penjajahan, tetapi juga tentang membangun bangsa bersama-sama, dengan penuh keceriaan dan optimisme.
Selama semangat ini tetap hidup, tradisi lomba 17-an akan terus mewarnai perayaan kemerdekaan Indonesia, menjadi jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun