3. Gangguan psikologis: Beberapa kasus kesurupan dapat dijelaskan sebagai manifestasi dari gangguan psikologis seperti gangguan kepribadian atau gangguan mental lainnya. Penelitian telah menunjukkan bahwa gangguan psikologis dapat mempengaruhi perilaku seseorang dan menyebabkan mereka merasa seperti mereka kesurupan.
Ini menunjukkan bahwa kesurupan dapat menjadi hasil dari masalah psikologis yang lebih dalam, bukan entitas gaib yang menguasai tubuh.
4. Efek sosial: Kesurupan sering kali terjadi dalam konteks kegiatan keagamaan atau ritual spiritual tertentu. Penelitian telah menunjukkan bahwa faktor sosial seperti tekanan kelompok atau ekspektasi sosial dapat mempengaruhi perilaku seseorang.
Dalam konteks kesurupan, seseorang mungkin merasa terdorong untuk kesurupan karena tekanan kelompok atau harapan dari orang lain. Ini menunjukkan bahwa kesurupan dapat dijelaskan sebagai hasil dari faktor sosial, bukan adanya entitas gaib.
5. Tidak adanya bukti ilmiah yang meyakinkan: Meskipun banyak klaim tentang kesurupan, tidak ada bukti ilmiah yang meyakinkan tentang eksistensi entitas gaib yang dapat menguasai tubuh manusia.
Penjelasan yang lebih rasional dan ilmiah seperti faktor psikologis dan sosial dapat menjelaskan fenomena kesurupan dengan lebih baik. Ini menunjukkan bahwa kesurupan hanyalah kebohongan belaka yang tidak memiliki dasar yang kuat.
Dalam kesimpulan, kesurupan hanyalah kebohongan belaka. Fenomena ini dapat dijelaskan sebagai hasil dari sugesti, manipulasi, dan faktor psikologis. Dengan mempertimbangkan bukti-bukti ini, kita dapat mengadopsi pendekatan yang lebih rasional dan skeptis dalam memahami fenomena kesurupan.