Mohon tunggu...
Muhammad AlQodri
Muhammad AlQodri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengalaman Jadi Kuli Gratis di Smantri

23 November 2020   08:32 Diperbarui: 23 November 2020   08:39 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat masa ospek smantri kekurangan lahan parkiran sehingga para siswa baru yang seharusnya dikenalkan dengan lingkungan sekolahnya malah menjadi kuli gratis membuat parkiran baru dengan dalih gotong royong, saya dan kawan-kawan smantri 40 mencangkul tanah yang telah menggunung menjadi rata sehingga terciptalah parkiran baru didepan ruang majelis guru menampung sekitar 50an motor.

* Saat Tahun kedua

Kepsek saya sangat kreatif sekali dan sangat tahu sekali bahwa siswanya dari kelas 10 udah terlatih jiwa kulinya sehingga munculah ide membuat kolam ikan didepan dan dibelakang dekat Islamic Center dengan menggunakan kuli gratis dan ada juga kuli beberapa kuli dari luar waktu itu ,saya ingat sekali yang terlambat itu sekitar 60 orang. 

Kami dibagi 2 tim 30 didepan dan 30 dibelakang, saya dapat job dibelakang dekat Islamic Center, tugas kami adalah memindahkan pasir dari luar menggunakan gerobak dorong ke Islamic Center, ada 2 Job pekerjaan disini yang mengumpulkan tanah menggunakan cangkul dan mendistribusikan tanah ke belakang, pekerjaan yang seharusnya lama bisa dipercepat menggunakan jasa kuli gratis, emang pintar kepsek saya.

Dokpri
Dokpri
Potret sebelum adanya jembatan penghubung 

Dokpri
Dokpri
Potret setelah adanya jembatan penghubung tapi belum ada patung kuda.

*Saat Tahun Ketiga

Sebenarnya bisa saja saya menghilang dari tugas suci sebagai kuli gratis ini, tapi proyek saat itu ialah membuat patung kuda putih yang membuat saya tertarik, dan pelajaran kelas 12 yang bikin saya bosan dikelas maka kuli adalah jalan ninja saya ( hitung-hitung amal) . Sampai sekarang saya bingung sekolah saya beralamat jalan Gajahmada seharusnya yang dibangun itu gajah bukannya kuda.

Dari kuli bangunan saya beralih menjadi kuli rumput karena untuk membuat patung kuda tidak membutuhkan pasir yang banyak sehingga lenyapnya eksistensi kuli bangunan.

Lantai di halaman sekolah saya masih batu persegi lima sehingga ada celah-celah tanah itulah pekerjaan kami untuk membuat halaman sekolah bersih sehingga saat ingin berfoto ria dengan patung kuda fotonya lebih estetik gitu, awalnya saya sangat bersemangat kerjanya lebih ringan tapi hati saya remuk beberapa bulan kemudian rumputnya tumbuh kembali dan yang membersihkan rumputnya tentu saja kuli gratis yang baru.

Dokpri
Dokpri
Potret setelah adanya patung kuda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun