Mohon tunggu...
Muhammad AlQodri
Muhammad AlQodri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Singapura, Negara Yang Dipaksa Merdeka

21 November 2020   10:37 Diperbarui: 22 November 2020   08:05 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inggris Menguasai Singapura

Singapura adalah sebuah negara kota yang berbatasan dari Malaysia oleh Selat Johor di utara, dan dari Kepulauan Riau, Indonesia oleh Selat Singapura di selatan.

Dahulu Singapura termasuk wilayah jajahan Belanda,namun diserahkan kepada Inggris melalui Traktat London 1824.Dalam perjanjian tersebut, dijelaskan bahwa Belanda menyerahkan Malaka dan Semenanjung Melayu termasuk Penang dan sebuah pulau kecil tidak bertuan, Singapura kepada Inggris. Sedangkan, Inggris (Britania) menyerahkan pabriknya di Bengkulu dan seluruh kepemilikannya pada pulau Sumatera kepada Belanda. Pertukaran kekuasaan ini juga termasuk dalam Kepulauan Karimun, Batam, dan pulau-pulau lain yang terletak sebelah selatan dari Selat Singapura.

Perjanjian tersebut dilakukan pada 17 Maret 1824 di London, dimana Belanda diwakili oleh Hendrik Fagel dan Anton Reinhard Falck, sedangkan Inggris diwakili oleh George Canning dan Charles Watkins Williams Wynn. Ini dilakukan untuk mengatasi konflik yang bermunculan akibat pemberlakuan Perjanjian Britania-Belanda 1814.

Jadi, berdasarkan perjanjian itu, Bengkulu jadi milik Belanda, dan Malaka jadi milik Inggris. Itu mereka lakukan agar mudah mengontrol wilayahnya masing-masing, karena jajahan Inggris berada di Semenanjung Melayu dan jajahan Belanda di Indonesia

Pada Perang Dunia Kedua, Jepang mengalahkan Inggris dan menguasai Singapura. Pada saat itu, bibit-bibit pertikaian antar ras mulai muncul. Dari total populasi, imigran China mencapai separuh lebih dan sering berebut lahan pekerjaan dengan orang Melayu yang merasa penduduk asli.

Di akhir perang Jepang kalah. Inggris kembali ke wilayah itu dan memberi status Singapura otonomi khusus seperti Malaysia. Pada pemilihan umum 1959, Lee Kuan Yew, politikus berpengaruh negara kota ini terpilih sebagai perdana menteri

Singapura Bergabung ke dalam Federasi Malaysia

Melihat gelagat Inggris mulai abai mengurus Singapura, pemimpin Negeri Singa itu memilih merapat dengan negara tetangganya. Pada 16 September 1963 Inggris menyerahkan Singapura , Serawak dan Sabah untuk bergabung ke Federasi Malaysia. Sabah dan Serawak dapat diterima federasi karena sama-sama beretnis melayu, sedangkan Singapura diterima juga tapi kelak akan di usir karena mayoritas penduduk Singapura beretnis non melayu.

Singapura hanyalah pulau kecil yang masih miskin dan belum semaju masa modern ini dan penduduk Singapura itu kebanyakan bukan beretnis melayu. Pemerintah Malaysia saat itu (dan sampai sekarang)punya prinsip "Ketuanan Melayu", dimana pendidikan & pekerjaan pemerintahan diutamakan untuk Bumiputera (Melayu pribumi).

Dari situlah Lee Kuan Yew (LKY), sebagai pemimpin Singapura, mulai panas. LKY pun masuk ranah politik nasional Singapura sebagai tokoh oposisi. Ia dan rekan-rekan politiknya mulai berjuang untuk "Malaysian Malaysia" (Malaysia punya semua orang Malaysia), bukan hanya "Ketuanan Melayu". 

Dan LKY cukup sukses. Ketika pemilu 1963–1964 bergilir, partai PAP besaran LKY berhasil meraih 1 kursi parlemen di Malaysia, sementara partai Melayu UMNO gagal meraih kursi parlemen daerah di Singapura.

Politisi Melayu pun mulai takut. Petinggi partai UMNO mulai meminta pemerintah untuk menangkap LKY karena dianggap "subversif" dan "ancaman negara" karena partai PAP dikira menyebarluaskan Komunisme.

Puncaknya adalah tahun 1964, ketika kerusuhan antar-rasial terjadi di Singapura membuat 36 orang tewas, 500 lebih orang terlukai,dan 5000 orang ditangkap aparat.

 Perdana Menteri Tunku melihat tampaknya tidak ada alternatif lain untuk menyelesaikan permasalahan ini, akhirnya Singapura secara resmi dikeluarkan dari Federasi Malaysia pada tahun 1965 setelah diadakan pula pengambilan suara dalam parlemen negara yang menghasilkan 126 suara setuju dan sama sekali tidak ada suara tidak setuju dalam persoalan pengeluaran Singapura ini.

"For me it is a moment of anguish because all my life, you see the whole of my adult life. I have believed in Malaysia, merger and the unity of these two territories. You know it's a people connected by geography, economics, and ties of kinship", begitulah pernyataannya yang diingat dari pengumuman langsung itu. Bisa dibilang memang selain penyesalannya terhadap hubungan Malaysia-Singapura yang berpisah, LKY merasa pada saat itu Singapura tidak akan bertahan lama dan akan kesulitan mengingat sumber daya alam saja hampir tidak ada sama sekali.

Kuala Lumpur (pemerintah Federal Malaysia) menganggap Singapura sebagai "anak udah kuliah rewel & bandel, ga mau bantu-bantu" padahal "rumahnya belum selesai direnovasi" dan Malaysia masih punya "bayi-bayi kecil yang mesti diangon" (Sarawak & Sabah, keduanya baru mulai diintegrasi ke dalam sistem negara Malaysia, sebelumnya masih perang sama Indonesia)

Perjanjian Air Singapura dan Malaysia

Setelah memisahkan diri dari Malaysia pada 1965, Singapura menghadapi masalah pelik: mereka tak memiliki pasokan air. Maklum, negara dengan dengan luas selemparan batu itu tidak memiliki kemewahan dalam hal air seperti Indonesia. Tanah di Singapura tidak bisa diandalkan untuk memasok air tanah untuk rumah tangga maupun industri, tak seperti air tanah di Indonesia yang berlimpah ruah.

Saat 1960-an, Singapura mengandalkan pasokan air dari aliran sungai di Johor, Malaysia, yang masuk ke wilayah Singapura. Berbekal perjanjian tahun 1961 dan 1962, meski Singapura merdeka, Malaysia tidak bisa menyetop atau mengalihkan air di sungai Johor. Itulah pasokan penting bagi Singapura saat itu.

Perjanjian air itu dibuat pada 1962 dan berakhir pada 2061. Singapura dapat mengimpor setiap hari sampai 250 juta galon air yang belum diolah dari Sungai Johor dengan harga 3 sen ringgit per 1.000 galon. Singapura kemudian wajib menjual sebagian air yang telah diolahnya itu kembali ke Malaysia dengan harga 50 sen ringgit per 1.000 galon.

moe.edu.sg
moe.edu.sg

Kini pengelolaan air di Singapura sudah berbeda. Kini Singapura tidak lagi cuma mengandalkan air impor dari Malaysia. Apalagi air hujan. Air impor dari Malaysia hanya sumber terkecil dari empat sumber suplai air di Singapura.

Saat ini terdapat empat sumber pasokan air bagi Singapura. Selain impor, ada pasokan berasal dari air tadahan hujan (cathman water). Air hujan yang masuk ke drainase dialirkan menuju suatu penampungan (resorvoir) lalu diolah. Saat ini terdapat 17 buah reservoir di seluruh Singapura. Ke-17 reservoir ini merupakan penyumbang utama kebutuhan air bersih bagi 5,5 juta penduduk Singapura. Reservoir paling terkenal ialah Marina Reservoir, di jantung kota Singapura. Hanya saja metode ini sangat tergantung pada cuaca dan musim. Di musim kemarau seperti Februari hingga Juli, pasokan air berkurang.

Nah, jika pasokan air berkurang, Singapura memiliki sumber air ketiga, yakni new water. Metode ini mengolah air limbah domestik dan industri agar bisa langsung digunakan tanpa harus masuk ke reservoir. Inilah salah satu sumber bagi perusahaan minum untuk mengolahnya menjadi air minum kemasan.

Keempat, metode destilasi, yakni menyuling air laut menjadi air bersih untuk minum. Minusnya, metode new water dan destilasi ini memerlukan penggunaan energi yang besar sehingga biayanya lebih mahal dari dua metode lainnya.

Pengolahan air sisa rumah tangga alias new water bisa memasok sekitar 30%, dan penyulingan air laut atawa destilasi sebesar 25%. Total kebutuhan air di Singapura sebanyak 400 juta galon per hari atau sekitar 150 liter bagi setiap orang per hari. Saat ini, dari total kebutuhan air di Singapura, rumah tangga hanya menghabiskan 45% air, sisanya 55% untuk industri.

drifttravel.com
drifttravel.com
Singapura Masa Modern

Masa modern Singapura juga dibarengi dengan tumbuhnya beragam fasilitas penting, mulai dari kota penyangga atau kota satelit sampai tempat wisata. Selengkapnya sebagai berikut:

1961: Queenstown, kota satelit pertama di Singapura

1963: National Theatre

1964:  pembangunan Toa Payoh, kota satelit kedua setelah Queenstwon

1966: Jurong Industrial Town, kota industri di Singapura

1969: Pelabuhan perikanan dan pasar ikan sentral di Jurong

1971: Jurong Drive-in Cinema

1973: People’s Park Complex, gedung berisi tempat tinggal, tempat belanja, dan kantor.

1973: National Stadium, stadion olahraga pertama di Singapura

1974: Beverly Mai, kondominium pertama di Singapura

1989: The Singapore Indoor Stadium (SIS), arena olahraga indoor di Singapore Sports Hub, Kallang

2015: The Singapore Sports Hub di Kallang. Tempat adalah pusat olahraga, hiburan, dan gaya hidup yang terintegrasi.

Tak ketinggalan, fasilitas transportasi di Singapura juga mulai berkembang lebih pesat dan modern. Ditandai dengan dibukanya bandara internasional, maskapai penerbangan, dan MRT. Rinciannya seperti ini:

1955: Paya Lebar Airport

1972: Singapore Airlines (SIA), maskapai penerbangan nasional Singapura.

1981: Changi Airport, bandara internasional di Singapura yang menggantikan Paya Lebar Airport pada Juli 1981.

1987: Sistem Mass Rapid Transit (MRT) mulai beroperasi pada 7 November 1987. Awalnya dibuka rute Yio Chu Kang-Toa Payoh sepanjang 6 kilometer dari jalur utara-selatan.

Selama beroperasi, Changi Airport meraih beragam penghargaan salah satunya World Best Airport oleh Skytrax World Airport Awards sebanyak 10 kali. Selain fasilitasnya canggih dan lengkap, bandara internasional satu ini juga dipenuhi tempat hiburan seperti Jewel Changi Airport dengan air terjun indoor ikoniknya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun