selasa 26 April 2022, Dinas Kesehatan Kulon Progo melakukan sidak di pasar Glaheng, Temon, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. sejumlah petugas turun ke pasar untuk melakukan pemeriksaan terhadap makanan yang dijual di pasar.
Mendekati hari raya Idul Fitri sudah menjadi kebiasaan jika harga-harga di pasar meningkat. Hal itu menjadi alasan untuk sejumlah oknum pedagang yang curang, untuk menggunakan bahan berbahaya dalam dagangannya ataut menjual dagangan yang tidak layak. oleh sebab itu, Dinas Kesehatan Kulon Progo hari ini turun ke pasar untuk melakukan sidak. Mereka memeriksa pedang makanan untuk memastikan semuanya bebas dari bahan yang berbahaya.
"Tadi itu petugasnya meriksa ayam nya pakai formalin atau enggak," Bu Darmi pedagang ayam (26/4/22). Mendekati Hari Raya Idul Fitri ayam memang menjadi barang yang sangat diminati dan biasanya lonjakan harganya pun cukup tinggi, mengingat makanan khas Lebaran seperti opor bebahan dasar daging ayam.Â
Hal ini di khawatirkan memancing para pedagang untuk menggunakan formalin pada ayam dagangannya yang sudah dibeli dari jauh-jauh hari sebelum Lebaran sebelum harga naik, dan dijual mendekati lebaran setelah harga melonjak.Â
Selain memeriksa daging ayam petugas juga memeriksa daging sapi. Sama hal nya dengan daging ayam, daging sapi juga banyak diminati menjelang Lebaran.
selain daging-dagingan petugas juga memeriksa sayuran dan bahan makanan lainnya. Bu Harti, pedagang sayuran juga ikut diperiksa, sejumlah bahan makanan seperti mie dan tahu dibawa oleh petugas sebagau sampel untuk diperiksa.Â
petugas mendata data diri pedagang dan memeriksa dagangannya. untuk daging-dagingan petugas hanya memeriksa ditempat, namun untuk beberapa jenis bahan makanan tertentu petugas mengambil sampel nya untuk diperiksa di laboratorium.
Lina, seorang penjual dawet mengaku jika dipasar ini memang sering didatangi oetugas untuk sidak secara dadakan. "Biasanya ngecek makanan, dicek satu-satu biasanya yang jual makanan, diliat pewarnanya juga", Lina, (26/04/22).
Karena pemeriksaan ini sudah sering terjadi, para pedagangpun sudah tidak merasa kaget lagi, terlebih mereka merasa dagangan mereka aman dari bahan yang berbahaya. pengecualian bahan makanan kemasan pabrik, yang tidak di produksi sendiri oleh pedangan sehingga pedagang pun tidak bisa menjamin keamanannya. Maka petugas mengambil sampelnya untuk di uji lebih lanjut.
Biasanya petugas memeriksa bahan makanan seperti daging ayam, daging sapi, tahu, tempe, bakso, nugget, dan sebagainya. selain bahan makanan, petugas juga memeriksa jajanan pasar seperti dawet, cincau, bubur kacang, tahu bacem, tempe bacem, dan kue-kue pasar lainnya.
Selain pemeriksaan makanan, ternyata dipasar glaheng ini juga sering ada pemeriksaan masker. Petugas Satpol PP biasanya yang melakukan pemerisaan masker. Pedagang dan Pengunjung yang tidak mengenakan masker akan dikenakan sanksi yaitu membersihkan jalan dan lingkungan pasar atau dikenakan denda sebesar Rp 200.000.
Hari ini Dinas Kesehatan Kulon Progo bekerjasama dengan petugas Satpol PP untuk melakukan pemeriksaan bahan makanan sekaligus pemeriksaan Masker. Pemeriksaan hari ini tidak ditemukan bahan berbahaya bahan makanan yang dijual di pasar ini, namun sampel yang dibawa petugas masih akan di periksa petugas.
Pasar Glaheng, yang berlokasi di kecamatan Temo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta berbatasan dengan Purworejo, Jawa Tengah. Pasar ini berada dibawah naungan Pemerintah Kabupaten Kulon progo karena pasar inu merupakan pasar negeri meskipun berlokasi didesa dan tempatnya pun tidak begitu besar.Â
Pasar glaheng merupakan pasar pagi, bukan pasar besar yang pedagangnya berjualan dari pagi hingga sore. Pasar ini hanya buka saat waktu pasaran saja yaitu hari Selasa dan Jumat. meskipun hanya pasar pagi, tidak kemudian hanya tersedia bahan makanan atau jajanan pasar saja disini.
Di pasar ini barang yang dijual cukup lengkap mulai dari sembako, sayuran, daging, buah, jajanan, tembakau, aksesoris, bibit tanaman, bahkan hingga berbagai pakaian mulai dari anak-anak hingga dewasa, perempuan maupun laki-laki hingga hijab pun ada. Jasa sol sepatu hingga pangkas rambut pun tersedia. Meskipun hanya pasar pagi dikampun tapi semuanya ada disini.Â
Para pedagang di pasar ini tidak perlu membayar sewa lapak, mereka cukup membayar uang kebersihan setiap pasaran sejumlah Rp 1.000, pengecualin untuk pedangan yang berjualan menggunakan banyak listrik seperti pedagang parutan kelapa yang memarut kelapa menggunakan mesin, ia perlu membayar listrik tak terlalu mahal hanya Rp 15.000 setiap bulan.Â
Selain itu tidak ada biaya sewa atau lainnya. Namun tetap saja ada oknum-oknum nakal yang menjual memperjual belikan lapaknya padahal lapak disini adalah milik negara.Â
Sehingga jika ingin mendapatkan lapak atau menempati lapak kosong kita harus membayar pada penggguna sebelumnya, hal ini dilakukan dengan alasan untuk mematenkan lapaknya supaya lapak itu menjadi lapaknya dan tidak digunakan oleh orang lain. Padahal pada dasarnya lapak lapak disini adalah milik negara.Â
Pasar ini terletak di pinggir jalan deandles sehingga aksesnya mudah dan streategis. Adanta pemeriksaan berkala seperti hari ini dapat mengantisipasi adanya oknum pedagang yang curang. Dan pemeriksaan ini juga tidak hanya dilakukan semata-mata karena menjelang Hari Raya Idul Fitri saja, namun memang selalu dilakukan oleh Dinas Kesehatan guna menjamin keamanan makanan disini.Â
Sejauh ini pula belum ada kasus makanan atau bahan makanan yang mengandung bahaj berbahaya di pasar ini. oleh karena itu, masyarakat bisa merasa aman berbelanja disini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H