Mohon tunggu...
Hans
Hans Mohon Tunggu... Editor - Penulis

Hanya rakyat yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kenapa LPDP Tidak Wajib Pulang Bisa Jadi Kebijakan Penting Strategis Negara

6 Januari 2025   21:22 Diperbarui: 7 Januari 2025   03:22 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Bayangkan jika Pak Habibie, Bu Sri Mulyani, atau Bu Wamen Stella, mereka langsung pulang ke Indonesia setelah kuliah. Apakah mereka bisa mencapai prestasi & suskes seperti sekarang? Saya rasa tidak.

D) Kontribusi pada Negara & Apa yang harus dibenahi?


Tidak pulang bukan berarti tidak berkontribusi. Justru bisa jadi kontribusinya bisa lebih besar:

  • Semisal diaspora harus menghasilkan devisa lewat remitansi untuk menyumbang devisa negara & menopang rupiah, misalnya dengan gaji minimal 10% diinvestasikan di surat utang negara atau pasar modal Indonesia selama beberapa tahun, ini akan jauh lebih berkontribusi pada negara dibanding pulang hanya menjadi pengangguran, beban negara & bahkan beban rakyat karena justru jadi saingan cari kerja padahal sudah disekolahkan hingga miliaran rupiah oleh rakyat.
  • Setelah sukses, mereka bisa dipanggil untuk tugas negara jika negara membutuhkan mereka untuk posisi-posisi strategis.
  • Negara juga harus dapat memanfaatkan mereka sebagai penghubung global untuk membuka akses ke riset, teknologi, dan investasi.

Dalam kasus ini, LPDP tetap harus dibenahi agar hanya memberikan beasiswa pada talenta dengan potensi besar dan seleksi ketat untuk meminimalkan risiko penyalahgunaan dana,  semisal jangan sampai dana disalurkan ke pihak yang ujung-ujungnya tidak ada prestasi, hanya menganggur & menikah di luar negeri saja, kalo ini memang parasit & tetap diberi sanksi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun