Mohon tunggu...
Alpenta Mulia Sitompul
Alpenta Mulia Sitompul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

God bless!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembangunan Sosial: Program Kampus Merdeka

14 Desember 2021   15:34 Diperbarui: 14 Desember 2021   15:45 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kampus merdeka sendiri memiliki beberapa program turunan yang dilakukan oleh setiap kampus. Sebagai salah satu Program Kampus Merdeka adalah Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM). Program ini menyiapkan generasi penerus Indonesia yang harus belajar dari satu sama lain untuk memperkuat persatuan bangsa atau menjalin sosialisasi. Dengan Pertukaran Mahasiswa Merdeka, jumlah kesempatan pertukaran pelajar dalam negeri meningkat secara besar, dari 200 mahasiswa per tahun di tahun-tahun sebelumnya menjadi 20.000 lebih mahasiswa di tahun 2021. Melalui program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, para mahasiswa bisa merasakan belajar di universitas lain, bertujuan untuk membuka ruang pertemuan bagi mahasiswa untuk belajar maupun bersosialisasi antar universitas dan tentu mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya dari universitas lain. Misalnya seorang mahasiswa Universitas Negeri Jakarta bisa merasakan belajar di Universitas Sumatera Utara. Mahasiswa akan dikirim ke salah satu kampus di luar pulau domisilinya untuk mengikuti proses pembelajaran dengan tiga skema. Pada program ini mahasiswa mendapatkan sistem kredit semester (SKS) maksimal 20 SKS di perguruan tinggi mitra, juga mendapatkan program pengayaan yang disiapkan dosen untuk membangun soft skills, kompetensi, dan kebersamaan. Berikut adalah tiga skema pada program Pertukaran Mahasiswa Merdeka:

  1. Total 20 SKS dapat ditempuh seluruhnya di perguruan tinggi pemerima yang dilaksanakan secara luring.
  2. 20 SKS dapat ditempuh dengan menggambungkan setengah mata kuliah SKS (10 SKS) di perguruan tinggi penerima (luring) dan di perguruan tinggi pengirim (daring).
  3. Total 20 SKS dapat ditempuh dengan kombinasi, yaitu beberapa mata kuliah (10 SKS) di perguruan tinggi penerima (luring), dan beberapa mata kuliah (10 SKS) di perguruan tinggi mitra secara daring atau di perguruan tinggi pengirim (asal) secara daring.

Lalu ada juga program Kampus Mengajar yang dilakukan oleh Kampus Merdeka. Kampus Mengajar merupakan bagian kegiatan pembelajaran asistensi mengajar di satuan pendidikan yang mempunyai tujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas. Dalam program ini tujuan lainnya adalah untuk membekali mahasiswa menguasai berbagai keilmuan dan keahlian dengan menjadi partner guru dan sekolah dalam menumbuhkan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran sehingga berdampak pada penguatan pembelajaran literasi dan numerasi di sekolah tertentu. Program Kampus Mengajar ini biasanya sangat relevan dengan mahasiswa pada prodi Pendidikan atau jurusan Pendidikan. Tetapi tidak menutup kemungkinan juga bagi mahasiswa dari prodi lain (non-pendidikan/ilmu murni) untuk mengikuti program ini. Kembali lagi menyesuaikan pada batas kemampuan dari mahasiswanya sendiri. Dengan begitu, SDM bisa unggul hanya dapat tercapai ketika para generasi pemuda peduli dengan lingkungannya dan proaktif berbagi ilmu kepada generasi selanjutnya. Berikut adalah tujuan dari program Kampus Mengajar:

  1. Membantu meningkatkan pemerataan kualitas Pendidikan Dasar pada masa pandemi COVID-19 (menyesuaikan kondisi zaman).
  2. Menanamkan empati dan kepekaan sosial pada diri mahasiswa terhadap permasalahan kehidupan kemasyarakatan yang ada di sekitarnya.
  3. Mengembangkan wawasan dan mengasah keterampilan berpikir dalam bekerja bersama lintas bidang ilmu dan ragam asal mahasiswa dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi.
  4. Memberi manfaat bagi mahasiswa untuk mengasah jiwa kepemimpinan, softskill dan karakter dalam berinovasi dan berkolaborasi dengan guru di SD dan SMP untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
  5. Mendorong dan memacu pembangunan nasional dengan menumbuhkan motivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
  6. Meningkatkan peran dan kontribusi nyata Perguruan Tinggi dan mahasiswa dalam pembangunan nasional.
  7. Memberikan inspirasi dan motivasi belajar peserta didik serta mengenalkan keragaman budaya nusantara, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibawa mahasiswa.

Dengan program ini, mahasiswa diharapkan dapat berkontribusi sebagai agen perubahan untuk tantangan pendidikan di Indonesia. Dengan pengalaman mendampingi guru di sekolah mitra, mengajar dan belajar mengembangkan konten, strategi dan media pembelajaran. Dan mengasah keterampilan sosial seperti empati, komunikasi, kepemimpinan, kreativitas, pemecahan masalah, inovasi dan kreativitas guna meningkatkan kehidupan pribadi dan karakter personal dan profesionalitas. Dan tentunya, masih banyak lagi program-program dalam kebijakan Kampus Merdeka ini, seperti Bangkit, Magang, Studi Independen, Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), wirausaha, Desa KKN dan lain sebagainya.

Analisis Terhadap Program

Pembangunan sosial merupakan suatu proses pembangunan yang memberikan fokus penekanan kepada pembangunan sumber daya manusia dan sistem sosialnya. Pembangunan sosial menjadi dasar yang sangat penting dalam usaha membangunkan negara keseluruhannya. Tujuan pembangunan sosial itu sendiri ialah mengangkat kesejahteraan sosial dari kondisi kesenjangan sosial, kaitannya dengan pembahasan kali ini adalah mengangkat kesejahteraan sosial dengan menggunakan pendidikan sebagai tumpuan utamanya. Sehingga masyarakat dapat menggunakan pendidikan agar dapat mengangkat kehidupannya serta menghindari keterpurukan kesenjangan sosial. Permasalahan yang sering terjadi di suatu negara biasanya kurangnya pemerataan pendidikan bagi seluruh masyarakat. Hal ini merupakan hambatan tersendiri dalam proses pembangunan sosial negara. Kurangnya kesadaran masyarakat arti penting dari pendidikan bagi kemajuan bangsa, dan sering kali pemerintah kurang tanggap dalam mendukung sarana dan prasarana pendidikan.

Dalam konteks pembangunan sosial, program Kampus Merdeka adalah strategi terbaru dari pemerintah untuk memperbaiki maupun meng-upgrade kondisi pendidikan di Indonesia. Mulai dari menyumbang gagasan solusi untuk isu-isu sosial yang ada di desa melalui program Membangun Desa (KKN), membantu peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan dasar melalui Kampus Mengajar, mengembangkan usaha di bawah bimbingan professional melalui Wirausaha dan masih banyak lagi. Program ini merupakan salah satu cara dari berbagai strategi pembangunan sosial yang pemerintah lakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Program ini juga termasuk salah satu pemberdayaan masyarakat untuk pembangunan. Pendekatan pemberdayaan masyarakat ini akan mengantarkan masyarakat dalam berproses untuk mampu memanfaatkan kesempatan yang pemerintah sediakan dan peluang yang ada serta mencari jalan keluar sesuai sumberdaya yang mereka miliki. Dalam rangka pemberdayaan ini, upaya yang amat pokok adalah peningkatan taraf pendidikannya. Pemberdayaan ini menyangkut pembangunan prasarana dan sarana dasar baik fisik, seperti irigasi, jalan, listrik, maupun sosial seperti sekolah atau tempat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Pada prinsip pemberdayaan masyarakat, memaksudkan kegiatan pemberdayaan masyarakat tidak sekedar dilakukan dalam bentuk menyampaikan konsep dan gagasan yang bersifat teoritis akan tetapi yang jauh lebih penting yaitu mengikutsertakan secara aktif kelompok sasaran untuk mencoba melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan apa yang diarahkan oleh tenaga fasilitator sehingga dengan demikian masyarakat dapat bekerja sambil belajar menggunakan konsep yang mereka peroleh dari para penyuluh. Secara tidak langsung program Magang dan Kampus Mengajar dari Kampus Merdeka telah menggunakan prinsip ini. Bahwa akademisi harus selalu menggunakan ilmu atau pengetahuan yang didapat untuk menyalurkan lagi atau membagikannya kepada masyatakat yang membutuhkan.

Pada 17 program Sustainable Development Goals (SDGs) pada pilar pembangunan sosial, pendidikan menjadi salah satu yang harus diperhatikan. Yaitu pada poin keempat (4), pendidikan berkualitas dengan menjamin pendidikan yang inklusif dan setara secara kualitas dan mendukung kesempatan belajar seumur hidup bagi semua. Ada beberapa poin dalam pengembangan pendidikan pada SDGs:

  1. Menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.
  2. Menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki memiliki akses terhadap perkembangan dan pengasuhan anak usia dini, pengasuhan, pendidikan pra-sekolah dasar yang berkualitas, sehingga mereka siap untuk menempuh pendidikan dasar.
  3. Menjamin akses yang sama bagi semua perempuan dan laki-laki, terhadap pendidikan teknik, kejuruan dan pendidikan tinggi, termasuk universitas, yang terjangkau dan berkualitas.
  4. Meningkatkan secara signifikan jumlah pemuda dan orang dewasa yang memiliki keterampilan yang relevan, termasuk keterampilan teknik dan kejuruan, untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaan.
  5. Menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan, dan menjamin akses yang sama untuk semua tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan, bagi masyarakat rentan termasuk penyandang cacat, masyarakat penduduk asli, dan anak-anak dalam kondisi rentan.
  6. Menjamin bahwa semua remaja dan proporsi kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kemampuan literasi dan numerasi.
  7. Menjamin semua peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan, termasuk antara lain, melalui pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup yang berkelanjutan, hak asasi manusia, kesetaraan gender, promosi budaya damai dan non kekerasan, kewarganegaraan global dan penghargaan terhadap keanekaragaman budaya dan kontribusi budaya terhadap pembangunan berkelanjutan.

Penutup

Dari program Kampus Merdeka ini, menandakan bahwa seharusnya pemerintah sudah mulai sedikit demi sedikit mengerti dalam hal memanfaatkan kesempatan yang ada untuk pembangunan sosial yang baik. Dengan adanya program tersebut, para generasi muda semakin mengerti bahwa sulitnya bersaing dari pada era 4.0 ketika kita tidak memiliki pendidikan yang baik. Masyarakat juga harus lebih sadar bahwa kita tanpa pendidikan hanya akan menjadi 'budak' bagi mereka di luar sana yang memiliki kekuasaan. Dalam pembahasan program Kampus Merdeka, seperti namanya, bahwa kampus sudah seharusnya memberlakukan pemikiran akademisi harus bisa memerdekakan negara dari ketertinggalan dan kesenjangan sosial yang ada. Peran kampus dan pemerintah sangat penting dalam menuntun generasi muda untuk tetap terus berjuang demi bangsa dan negara. Dengan berbagai program yang sudah dirancang sedemikian rupa, diharapkan program tersebut dapat bertahan lama, dalam jangka panjang, agar tetap mendukung pemberdayaan masyarakat generasi muda. Dengan begitu, cepat atau lambat pemerataan pendidikan sebagai indikator  berkembangnya suatu negara, akan membuat Indonesia dapat bersaing dengan negara lain dari segi pembangunan sosialnya.

Sumber:

https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/ (diakses pada 13 Desember 2021)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun