Kami, sang Puisi
terlahir atas rangkaian aksara-aksara imajinasi
atas segala kekurangan yang berterimakasih
dengan kelebihan satu sama lain
pun saling melengkapi
Kami, sang Puisi
tertanam megah di lembaran tanah dewani
tanah yang di-surgakan kaum literasi
kaum pengembala ruh bait-bait berdiksi
kaum pelukis rahsa narasi, juga fiksi
dan adalah kami, sang Puisi
dari sederhana nyanyian tinta-tinta sastra dalam diri
dari sepaham kerling-kerling mata yang bijak dikaji
maka ; menunduklah, tenang
tersenyumlah, menang.
Jakarta 08102016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H